PASURUAN, Tugujatim.id – Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas warga Nahdatul Ulama (NU) atau Nahdliyin di Jatim tidak mengetahui terkait pencalonan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Hal ini disampaikan dalam diskusi virtual bertajuk “Kekuatan NU dan Peta Elektoral Jelang 2024 di Jawa Timur” yang digelar lembaga survei Indikator Politik Indonesia, pada Minggu (1/10/2023).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadin mengatakan bahwa hasil survei responden warga Nahdliyin di Jatim, sebanyak 70,5 persen mengaku tidak tahu bahwa PKB mengusung pasangan Amin. Hanya 29,5 persen yang tahu PKB mengusung Anies sebagai calon presiden yang didukung PKB.
“Mayoritas tidak tahu PKB mengusung Anies sebagai capres, karena 40 persen warga Jatim pendidikannya rendah kalau tidak aktif mengikuti berita media ya tidak tahu,” ujar Burhanudin.
Burhanudin melanjutkan bahwa dari 29,5 persen warga Nahdliyin yang tahu deklarasi pasangan calon Amin, sekitar 40,2 persen yang mendukung keputusan PKB, 32,8 persen responden tidak menyetujui, sementara 27 persen lainnya belum menyatakan sikap. “Dari yang tahu dan yang setuju masih jauh di bawah 50 persen. Di situ menunjukkan efek PKB menaikkan suara Anies masih kecil,” jelasnya.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf yang ikut dalam diskusi, turut menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia.
Gus Ipul, sapaannya, mengakui bahwa survei ini cukup realistis karena sesuai apa yang dia temui di lapangan.
Pria yang kini menjabat Wali Kota Pasuruan ini mengatakan bahwa deklarasi yang dilakukan Muhaimin dengan menggandeng Anies sebagai bacapres terkesan mendadak. “Sekarang banyak kiai yang prihatin, deklarasinya mendadak, masih memerlukan waktu mencerna,” ujar Gus Ipul.
Sementara itu, peran kiai atau ulama dianggap masih mempunyai pengaruh dalam keputusan suara warga Nahdliyin. Gus Ipul menyebut bahwa kebanyakan warga Nahdliyin akan bertanya kepada kiai atau ulama terkait pandangan politiknya. “Meskipun hasilnya tidak selalu dikuti, pada umumnya warga pingin tahu pandangan kiai, misalnya apa (calon presiden) ini baik aman, setelah menimbang-nimbang,” pungkasnya.
Reporter: Laoh Mahfud
Editor: Lizya Kristanti