MALANG, Tugujatim.id – Warga Kelurahan Tlogomas, Kota Malang, resah adanya dugaan praktik prostitusi di dua penginapan, yakni RedDoorz dan Smart Tlogomas Hotel. Selain protes lewat spanduk soal penutupan operasional penginapan, warga juga sambat kepada Wali Kota Malang Sutiaji melalui surat aduan.
Merespons sambatan warga, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan masih proses untuk memastikan dugaan praktik prostitusi di dua penginapan tersebut.
“Laporannya sudah masuk dan sudah telepon satpol PP. Misalkan tidak ada keresahan warga, tapi itu kalau sudah gitu (praktik prostitusi) ya nanti kami tutup. Tapi, ini sudah meresahkan masyarakat,” tegasnya pada Senin (15/05/2023).
Petugas Satpol PP Kota Malang, dia mengatakan, akan segera ke dua lokasi penginapan itu. Mereka akan memastikan keberadaan praktik prostitusi tersebut benar atau tidak.
“Petugas satpol PP akan memastikan hal itu benar atau tidak di sana,” ujarnya.
Baca Juga: Bantah Buka Praktik Prostitusi, Smart Tlogomas Hotel Malang Buka Suara
Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga protes terhadap keberadaan dua tempat penginapan yang diduga membuka praktik prostitusi pada Jumat (12/05/2023). Beragam spanduk penolakan dugaan ada bisnis prostitusi dibentangkan warga di sekitar penginapan tersebut. Bahkan, isi spanduk itu juga menuntut agar dua penginapan itu berhenti beroperasi.
“Warga RW 8 & Jamaah Masjid Menolak Kegiatan Prostitusi di Wilayah RW 8 Serta Menuntut Penutupan Operasional Reddoorz & Smart Hotel Tlogomas,” tulis warga dalam salah satu spanduk.
Selain itu, juga ada spanduk bertuliskan “Warga Tlogomas dan Sekitarnya Menolak Adanya Kegiatan Esex-Esex (Mbalon) Ndek Tlogomas!!! Mbalon o Ndek Kampungmu Dhewe C##k!!!”.
Sementara itu, Ibnu Samsul Huda, salah seorang tokoh masyarakat di wilayah tersebut membenarkan bahwa spanduk-spanduk yang dipasang oleh warga merupakan puncak keresahan usai mereka mendapati insiden perempuan yang menginap di penginapan itu mengejar pria yang disebut-sebut tidak membayar jasanya.
“Kami sudah menduga praktik prostitusi itu sudah lama. Lalu beberapa hari lalu ada kejadian yang menguatkan kami, ketika ada satu pelanggan dipukuli oleh satpam dan beberapa orang diduga muncikarinya. Ternyata perempuan itu juga mengejar,” ungkap Ibnu pada Minggu (14/05/2023).
Petugas keamanan perumahan kemudian menanyai alasan perempuan bercelana pendek tersebut mengejar pria yang dipukuli beberapa orang itu.
“Jadi ketika perempuan itu ditanya satpam perumahan kami, ada apa Mbak? Dia gak mau bayar, Pak,” kata Ibnu menirukan keterangan petugas perumahan.
Dia mengatakan, dari sanalah awal warga yakin ada bisnis prostitusi.
“Kami dari situ yakin ada praktik jual beli jasa seksual,” katanya.