BATU, Tugujatim.id – Pemerintah Kota Batu menetapkan target pengurangan sampah tahun 2020 dalam Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) Kota Batu sebesar 22 persen. Sementara implementasinya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu masih di bawah target, yaitu 11, 57 persen.
Pemerintah Kota Batu menambah target pengurangan sampah di Kota Batu sebesar 24 persen pada 2021. Tentu itu menjadi tugas besar bagi DLH Kota Batu untuk bisa mencapai target tersebut.
Kepala DLH Kota Batu Aries Setyawan menuturkan, DLH Kota Batu berkomitmen dalam upaya pengurangan sampah di Kota Batu. Salah satu program yang tengah dilakukan DLH, yaitu menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi di masa pandemi.
“Ini untuk memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dengan menjadikan sampah menjadi bahan baku ekonomi. Selain itu, juga memperkuat partisipasi publik dalam upaya menjadikan sampah menjadi bahan baku ekonomi melalui gerakan pemilahan sampah,” ucapnya Rabu (07/04/2021).
Selain itu, pihaknya juga akan mendorong pelaku usaha maupun produsen daur ulang untuk berperan aktif dalam mengimplementasikan program sampah menjadi bahan baku ekonomi Kota Batu.
“Kami berharap upaya ini dapat menjadi semangat dalam langkah konkret mengurangi sampah di Kota Batu. Jadi, target pengurangan sampah 2021 yang ditargetkan sebesar 24 persen bisa terealisasi,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menyampaikan, DLH diharapkan dapat mengatasi masalah sampah di Kota Batu. Dia mengatakan, sampah memiliki potensi besar menjadi peluang ekonomi.
“Untuk itu, kami harus menggandeng semua pihak agar sampah bisa menjadi sahabat dan nilai tambah bagi kehidupan,” ujarnya.
“Meski tahun lalu pengurangan sampah masih sekitar 12 persen, kami tetap bersyukur meski masih di bawah target, yaitu 20 persen. Ke depan kalau bisa DLH bisa mengurangi sampah sampai 30 persen,” imbuhnya.
Menurut dia, jika sampah didaur ulang menjadi tas belanja, maka penggunaan kantong plastik di Kota Batu akan berkurang. Jadi, masalah keberadaan sampah di Kota Batu juga akan berkurang.
“Program sampah menjadi bahan baku ekonomi memang bagus, dengan catatan ketika bisa mengolahnya dengan baik dan benar. Tapi, kalau tidak bisa mengolahnya, tetap saja menjadi sampah,” ungkapnya.