KEDIRI– Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kediri akan segera diselenggarakan. Tepatnya, 9 Desember mendatang masyarakat Kabupaten Kediri akan menentukan nasib masa depannya. Namun, Pilkada 2020 ada yang berbeda dari tiga periode sebelumnya. Yakni, mulai 2005 hingga 2015 lalu.
Pada tiga pilkada sebelumnya, Kabupaten Kediri memiliki lebih dari satu calon namun sekarang hanya ada satu pasangan calon yakni Hanindhito Himawan Pramana-Dewi Mariya Ulfa. Anak dari Sekretaris Kabinet Pramono Anung ini akan berhadapan dengan kotak kosong.
Berdasar data yang dihimpun, pada 2005 angka partisipasi pemilih mencapai 62,7%. Selanjutnya, Pilkada 2010, angka partisipasi pemilih meningkat 0,6% menjadi 63,3%. Sedangkan, Pilkada 2015, angka partisipasi pemilih hanya mencapai 60,1%. Sedangkan DPT, mempunyai rerata sekitar 1,2 juta pemilih. Tak hanya itu, dari 2005 sampai 2015, pasangan calon juga lebih dari satu paslon.
Baca Juga: Mengulik Fenomena Pencurian Kain Kafan di Jombang yang Konon untuk Pesugihan
Bagaimana dengan partisipasi pemilih di tengah pandemi COVID-19 dan calon tunggal di Kabupaten Kediri? Mendapatkan pertanyaan ini, Komisioner Divisi Perencanaan, Data dan Informasi, Eka Wisnu Wardhana membenarkan jika hal tersebut menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kediri.
Ia menjelaskan jika KPU Kabupaten Kediri menargetkan partisipasi pemilih di atas Pilkada 2015 60,1%. “Acuannya itu, bisa di atas 2015,” tegas Wisnu kepada tugumalang.id partner Tugu Jatim.
Untuk mencapai target tersebut, kata Wisnu, ada beberapa langkah yang akan dilakukan KPU Kabupaten Kediri. Pertama, menyiapkan bahan sosialisasi berbasis keluarga, grup whatsapp dan membangun interaksi saat membagikan kartu C6 nanti.
“Intinya, kami perkuat komunikasi dan sosialisasi ke masyarakat,” imbuh Wisnu.
Bukan tanpa alasan, Wisnu menerangkan upaya ini dilihat dari data lapangan yang diperoleh KPU tentang kategori usia dalam pemilih Pilkada 2020 ini. Dari data pemilih sementara (DPS), Wisnu melihat ada sekitar 25% pemilih usia 17 – 30 tahun. KPU Kabupaten Kediri memutuskan jumlah daftar pemilih sementara (DPS) sebanyak 1.234.918 orang. Dari jumlah itu, pemilih laki-laki 619.425 orang dan pemilih perempuan 615.493 orang.
Senin (28/9) lalu, saat kegiatan uji publik dan pencermatan bersama, Wisnu menerangkan jika tujuannya ialah mendengar tanggapan masyarakat. Dari hasil Uji Publik keseluruhan kecamatan, Wisnu mengungkapkan ditemukan ada pemilih baru sebanyak 1.363 pemilih dan pemilih TMS sebanyak 2.783 pemilih, serta Pemilih Ubah Data (Perbaikan) sebanyak 949 pemilih.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Terus Meningkat, Khofifah Bakal Realisasi RS Lapangan Darurat di Malang
“Selanjutnya hasil Uji Publik tersebut akan dimasukan ke dalam penyusunan DPS Hasil Perbaikan,” terangnya.
Tak hanya itu, Wisnu berharap pemilih pemula mampu menjadi pioner untuk mengajak lingkungannya berpartisipasi dalam Pilkada 2020. Wisnu juga menjelaskan salah satu strategi yang harus dilakukan ialah melihat segmentasi pemilih. Seperti, untuk usia 50 tahun ke atas, unsur penyelenggara akan melakukan door to door dengan protokol kesehatan.
“Pemilih pemula mereka menjadi agen perubahan, tidak hanya dia memilih dia menjadi semacam pioner movement untuk mengajak usia di atasnya bisa berpatisipasi. Kombinasi sosialisasi online dan offline juga dilakukan, untuk usia 50 tahun ke atas harus door to door,” ungkapnya. (noe)