MOJOKERTO, Tugujatim.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemkot Mojokerto menggelar monitoring kesehatan hewan kurban yang dijual di lapak-lapak di Kota Mojokerto. Selain itu, monitoring juga dilakukan di musala, masjid maupun Rumah Potong Hewan (RPH) hingga malam jelang Iduladha.
“Pemeriksaan sudah masif sejak Senin (10/6/2024) lalu. Dinas terkait kami instruksikan turun ke lapak-lapak penjual hewan kurban yang berada di wilayah Kota Mojokerto,” kata Moh. Ali Kuncoro, Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Minggu (16/6/2024).
Pj Wali Kota Ali melanjutkan, mayoritas hewan kurban yang dijual di lapak-lapak Kota Mojokerto berasal dari Jombang hingga Trenggalek. “Untuk itu perlu dipastikan kesehatannya,” ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Mojokerto drh. Anggraita Putra menerangkan bahwa tidak terdapat penyakit menular seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) maupun Lumpy Skin Disease (LSD) dari hasil monitoring yang sudah berjalan.
“Memang ada temuan namun hanya sebagian kecil. Temuan hewan yang mengalami flu karena mungkin kelelahan, namun sudah kami berikan vitamin serta disinfectan kepada penjualnya,” ungkapnya.
Menurut Putra, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan masyarakat ketika hendak memilih hewan kurban, seperti memastikan keadaan hewan kurban sehat, tidak cacat, tidak mengidap penyakit tertentu dan umurnya sudah cukup untuk disembelih. Lalu, untuk sapi yang siap disembelih harus berada pada umur sekurang-kurangnya tiga hingga empat tahun. “Tentu dengan catatan harus sehat,” bebernya.
“Alhamdulillah hingga hari ini (16/6/2024) dapat kami laporkan bahwa hasil monitoring menunjukkan banyak hewan kurban yang bagus kondisinya, semua sehat meski masih terdapat satu atau dua hewan yang kelelahan karena perjalanan,” urainya.
Beberapa hari sebelumnya, tercatat sejumlah 33 ekor sapi, 440 ekor kambing, serta 14 ekor domba tersebar di berbagai lapak di Kota Mojokerto. Jumlah tersebut diperkirakan bakal terus bertambah hingga peringatan Iduladha tiba.
“Itu belum keseluruhan, karena jumlah peternak di Kota Mojokerto sendiri sekitar 100 orang, baik peternak skala kecil hingga sedang,” tandas Putra.
Pemeriksaan ini turut melibatkan tenaga lain dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang. Putra berharap dengan pemeriksaan ini, hewan kurban di Kota Mojokerto aman dan sehat untuk dikonsumsi publik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Darmadi Sasongko