BOJONEGORO, Tugujatim.id – Kejadian terguling dan tenggelamnya perahu penyeberangan antara Desa Semabung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, dengan Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, mendapat banyak simpati dari berbagai kalangan, termasuk Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu mendatangi lokasi kejadian pada Sabtu (06/11/2021). Dalam kunjungannya, Khofifah menyampaikan beberapa poin penting yang harus dipenuhi pihak penyeberangan. Di antaranya, pengemudi perahu wajib memiliki sertifikat mengemudi dari dinas perhubungan (dishub). Dia menjelaskan, hal tersebut mampu mengurangi risiko penyeberangan di Sungai Bengawan Solo.
“Jika para nakhoda sudah mendapatkan sertifikat mengemudi dari dishub, maka paling tidak hal ini dapat mengurangi risiko kecelakaan maut saat para pengemudi perahu tersebut melakukan pekerjaannya,” katanya.
Bahkan, dia mengatakan, telah melakukan koordinasi dengan dishub untuk nantinya membuatkan sertifikat nakhoda dan kelayakan armada secara gratis bagi masyarakat.
Selain itu, dia menyampaikan poin lain, yaitu meminta tempat penyeberangan perahu telah memiliki SK dari pemerintah.
“Seharusnya tempat penyeberangan perahu di Bengawan Solo seperti ini harus memiliki SK dari pemerintah setempat. Dan akan menjadi kewenangan provinsi,” ujarnya.
Khofifah berharap, pembangunan jembatan penghubung Kabupaten Bojonegoro dan Tuban bisa terselesaikan pada akhir 2021.
“Mudah-mudahan di akhir tahun ini bisa segera selesai pembangunannya sesuai yang disampaikan oleh bupati Tuban,” ujarnya.