Tugujatim.id – Ada sebuah film yang bercerita soal hancurnya dunia setelah terjadi perang besar, namun ada satu orang bernama ‘Eli’ yang tetap berupaya menjalankan kebajikan di tengah berbagai krisis hidup yang dialami manusia pasca perang. Judul film itu ‘the Book of Eli’, menarik ditonton dan diambil hikmahnya.
Cerita dibangun dari situasi manusia yang sedang kacau, gedung-gedung terbengkalai, rumah tidak terawat, perawakan manusia juga kusut, lusuh dan kotor. Sebagian penduduk musnah, tinggal sebagian yang masih berupaya bertahan hidup dari sisa-sisa yang ada.
Lelaki bernama Eli (Denzel Wahington) salah satu orang yang selamat. Eli berkelana ke sana dan ke mari untuk menuju lokasi yang diarahkan oleh hatinya, oleh kitab yang dia bawa. Dia membawa buku, kitab, atau semacam bacaan yang satu-satunya selamat dari semua buku yang menjadi korban pemusnahan.
Yang dibawa Eli ialah Kitab Suci Injil. Namun tidak ada teks di dalamnya, tulisan di dalam buku itu berupa titik-titik, semacam bahasa khusus yang dipakai untuk orang yang tuna netra. Eli bisa membaca itu dan menghapal hampir seluruh bagian kitabnya.
Setelah Eli berjalan selama 30 tahun, berkelana ke sana dan ke mari. Sampai dia tiba di padang pasir, gurun, bertemu dengan Carnegie (Gary Oldman), penguasa Kota Gurun. Carnegie terobsesi dengan buku yang dibawa Eli, dia penasaran, buku apakah gerangan.
Selama berkelana, Eli mendapat misi suci untuk berjalan ke arah Barat. Tempat peradaban kembali dibangun, serta perlu membawa buku itu. Dalam perjalanan itu, Eli bertemu Carnegie yang ingin memiliki buku yang dibawa, karena buku itu merupakan jenis yang dicari Carnegie, setelah sekian buku yang dia baca masih belum memuaskan hidupnya di tengah krisis tersebut.
Carnegie memerintahkan anak buahnya untuk mengambil buku itu agar dia bisa menguasai umat manusia. Buku itu Kitab Injil, jadi berisi berbagai sabda dan wahyu dari Tuhan untuk menenangkan dan menyelamatkan manusia dari krisis rohani dan kehidupan.
Di tengah jalan, Eli bertemu anak buah Carnegie. Eli dirampok dan ditembak. Eli hampir mati. Buku berharga itu diambil dan diberikan ke Carnegie. Carnegie tidak tahu, kalau buku itu bukan berisi tulisan abjad yang bisa dibaca semua orang, melainkan berisi titik-titik kasar yang hanya bisa dipahami oleh orang tuna netra. Lalu Carnegie murka dan marah, atas kebodohannya sendiri.
Eli yang tertembak, sudah sekarat, kritis, hampir tidak bisa melanjutkan perjalanannya ke Barat. Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah Eli bisa menuju Barat dan sampai di tempat yang dikatakan akan membangun peradaban baru? Bagaimana dengan bukunya yang sudah diambil Carnegie? Saksikan film menawan ini, yang membuat kita semakin menambah keimanan pada Tuhan. (Rangga Aji/gg)