MALANG, Tugujatim.id – Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan empat profesor dari lintas ilmu. Keempatnya berasal dari Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Peternakan dan Fakultas Ilmu Administrasi yang dikukuhkan di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya Malang, Kamis (28/11/2024).
Keempat profesor tersebut adalah Prof Afifah Kusumadara, yang merupakan profesor aktif ke 210, Prof. Ir. Agus Suharyanto profesor ke-211, Prof. Dr. Herly Evamuarini, profesor ke-213 dan Dr. Irwan Noor profesor aktif ke-214 di Universitas Brawijaya (UB)
Prof. Afifah Kusumadara, SH. LL,.M.SJD dalam konferensi pers di UB, memaparkan karya ilmiahnya dengan judul Model P3P untuk Penyelesaian Sengketa berdasar pilihan Pengadilan.
Menurut Prof. Afifah, saat ini banyak pihak di Indonesia terlibat dalam kontrak komersial lintas batas negara yang mengandung klausul pilihan pengadilan, di mana para pihaknya sepakat untuk memilih pengadilan tertentu, baik di Indonesia maupun di negara lain, untuk menyelesaikan sengketa di antara mereka.
Karena hukum acara perdata Indonesia tidak tegas mengatur tentang pilihan pengadilan atau choice of court yang menunjuk yurisdikasi asing, maka pengadilan di Indonesia sering tidak mengakui kewenangan pengadilan asing yang dipilih oleh para pihak. Pengadilan Indonesia tetap mengadili sengketa para pihak, walaupun para pihak telah memilih pengadilan asing dalam perjanjian choice of court mereka.
“Ketika pengadilan Indonesia tidak mengakui kewenangan pengadilan negara lain yang telah dipilih para pihak. Pengadilan Indonesia telah menimbulkan ketidakpastian hukum terkait pelaksanaan prinsip party autonomy dan perjanjian choice of court yang telah disepakati secara sah oleh para pihak. Ketidakpastian tentang kewenangan pengadilan yang telah dipilih para pihak mengakibatkan meningkatnya biaya penyelesaian sengketa dan mengurangi kemudahan berbisnis di Indonesia, “kata Prof Afifah, dalam konferensi pers, Selasa (26/11/24).
Model P3P atau Pilihan Pengadilan Para Pihak yang dibahas adalah penyelesaian sengketa perdata internasional berdasarkan pilihan pengadilan para pihak. Model penyelesaian sengketa ini adalah model yang sesuai dengan prinsip kebebasan berkontrak yang memberikan hak kepada para pihak dalam kontrak untuk membuat ketentuan sendiri bagi mereka termasuk ketentuan penyelesaian sengketanya.
Sementara Prof. Ir. Agus Suharyanto dari Fakultas Teknik yang merupakan profesor di bidang Sumber Daya Air Berkelanjutan mengangkat tentang model Hietograf-Hidrograf Banjir Berdasarkan Perubahan Iklim.
Dalam paparannya ia menjelaskan bahwa model tersebut menggunakan citra satelit penginderaan jauh untuk mengestimasi suhu permukaan lahan. Serta melakukan analisis hidrograf atau aliran air permukaan yang kaitannya dengan perubahan iklim.
“Perubahan suhu permukaan bumi (Land Surface Temperatur-LST) diakibatkan penurunan vegetasi yang menutupi permukaan bumi. Peningkatannya akan mempengaruhi karakteristik curah hujan. Akibatnya sering terjadi hujan dengan durasi pendek dengan intensitas yang besar,”ujarnya
Sementara paparan ilmiah menarik lainnya datang dari Prof. Dr. Herly Evanuarini, S. Pt., MP yang bakal dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Ilmu Teknologi Pengolahan Hasil Ternak pada Fakultas Peternakan menyampaikan karya ilmiahnya dengan judul Silofa: Teknologi Emulsi Low Fat Mayonnaise dengan penggunaan Penstabil Alami sebagai Pangan Fungsional.
Menurutnya industri pengolahan hasil ternak dalam beberapa dekade terakhir telah mengalami pergeseran arah, terutama yang berkaitan dengan permintaan produk rendah lemak salah satunya adalah mayonaise.
“Permasalahan utama produk mayonnaise rendah lemak yang dihadapi adalah ketidakstabilan emulsi produk. Ketidakstabilan emulsi menyebabkan pemisahan fase yang menyebabkan menurunnya kualitas fisikokimia, mutu sensori dan daya simpan. Teknologi emulsi menjadi kunci utama dalam pembuatan low fat mayonnaise, “bebernya.
Kestabilan emulsi adalah syarat utama dalam produksi mayonaise. Inovasi ini penting dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi permintaan pangan sehat. Silova sebagai teknologi emulsi low fat mayonnaise berbasis penggunaan limbah agroindustri sebagai penstabil alami memberikan solusi dalam menciptakan produk olahan hasil ternak fungsional dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal.
Terakhir, paparan dari Prof Dr. Irwan Noor dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) memaparkan karya yakni Wish Model : Integrasi dan Harmonisasi Kearifan Lokal Serta Spiritualitas Untuk Inovasi Berkelanjutan Dalam Pemerintahan Lokal.
Menurutnya model WISH atau Wisdom, Innovation, Sustainability, Harmony ini menekankan pada keberlanjutan dan harmoni sebagai inti dari inovasi pemerintahan lokal.
“Pendekatan konvensional terjebak pada aspek efisiensi dan teknologi dalam tata kelola. Sedangkan integrasi kearifan budaya dan nilai spiritual bertujuan untuk menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dengan mempertimbangkan keunikan dan kebutuhan spesifik dari komunitas lokal, “katanya.
Lebih lanjut Prof Irwan mengatakan, sebagai contoh perspektif lokal pada pengelolaan pemerintah diantaranya terkait pengelolaan kebencanaan titik perpaduan antara analisis data yang canggih dan kearifan lokal bisa menghasilkan kebijakan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat.
“Kebijakan pengelolaan sumber daya alam, data dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi dan tantangan yang ada. Sementara nilai-nilai budaya dan tradisi lokal bisa memberikan perspektif tentang bagaimana sumber daya tersebut harus dikelola dengan bijaksana, “tandas profesor aktif ke 12 dari Fakultas Ilmu Administrasi ini.
Prof. Irwan menambahkan bahwa metode WISH memiliki keunikan karena menggabungkan kearifan budaya lokal dan nilai-nilai spiritual dengan teknologi modern.
Nilai pentingnya yakni efisiensi dan kemajuan teknologi bukan sebagai pondasi utama dalam mengembangkan inovasi tetapi memperhitungkan dimensi non-material yang seringkali terabaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Yona Arianto Anggoro
Editor: Darmadi Sasongko