SURABAYA, Tugujatim.id – Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mampu Jaya merupakan rumah kreatif produksi alas kaki yang menempati bekas Wisma Barbara di Gang Dolly, Surabaya.
KUB yang kini mulai kembali menggeliat pasca pandemi Covid -19 ini merasakan tingginya permintaan produksi. Sayangnya, tak sesuai dengan ketersediaan bahan baku. Hal tersebut disampaikan Atik Tri Ningsi, Ketua KUB Mampu Jaya.
“Kemarin pandemi agak sepi. Sekarang Alhamdulillah sudah ribuan orderan yang masuk,” katanya waktu ditemui, Jumat (24/6/2022).
Di awal bulan Juni 2022, KUB Maju Jaya kebanjiran pesanan dari beberapa hotel. Misalnya, Hotel Zoom memesan 2.500 pasang, Sinarmas 2.500 pasang, belum lagi Hotel Ibis, Hotel Horizontal dan Omah Lumbung yang masing masing memesan 1.000 pasang sandal/slipper. Jumlah tersebut terpampang di papan ruang jahitnya.
“Sekarang justru bahan baku yang agak susah. Kami biasanya kerjasama dengan suplier mulai dari Kramat Gantung, Wedoro, sampai Krian,” ujarnya.
Selain kelangkaan bahan baku juga mengalami kenaikan harga.
“Sudah mulai naik ya. Kira-kira ada kalau sekitar 10 persen dari harga sebelumnya,” jelas ibu 3 anak tersebut.
Hampir semua proses produksi dilakukan di KUB Mampu Jaya kecuali proses pemotongan.
“Sementara ini, kami beli lembaran lalu kami plongkan di Wedoro. Kami masih belum punya mesin plong. Apalagi kami-kami ini kan paling banyak perempuan, sedangkan plong butuh tenaga yang besar,” imbuh dia.
Dari total 18 pegawai, pegawai laki-laki hanya ada dua orang yakni Mulyono, warga Arjuno, dan Tarno, warga Rangkah Surabaya. Sisanya merupakan kaum perempuan (Ibu).
Tak hanya sandal hotel, KUB Mampu Jaya yang saat ini sudah mempekerjakan 18 pegawai ini juga ikut membantu produksi front upper sandal pabrikan.
“Seharinya kami membuat 200 pasang front upper sandal pabrik. Nanti finishing akan dilakukan di pabrik,” ujar Mulyono (38), yang menjadi Wakil Koordinator Produksi KUB Mampu Jaya.
Mulyono menyebut, harga sepasang front upper dibandrol Rp12.000 – Rp13.000. Ditanya tentang kendala dalam proses produksi, dia mengatakan dari sisi sumber daya manusia (SDM). Tidak mudah melatih pekerja untuk bisa menghasilkan pekerjaan yang rapi.
“Kalau pabrikan jahitannya harus rapi. Harus betul-betul lurus,” ujarnya.
Formasi pegawai yang ada merupakan SDM terampil yang telah terseleksi. Tidak semua dari mereka memiliki dasar kemampuan menjahit atau mengelem sandal.
Pelatihan awal yang hanya berlangsung selama dua minggu, sebetulnya dirasa belum cukup, tapi mereka terus belajar menyempurnakan hasil pekerjaan sembari memenuhi target produksi.
“Sekarang sudah mulai terampil semua,” imbuh dia.
Salah satunya pekerja di KUB Mampu Jaya bernama Maya. Dia merupakan pekerja KUB Mampu Jaya yang bertugas mengelem front upper sandal dan sudah mulai bisa mengejar target harian.
Saat disapa, meski kurang begitu jelas, Maya menjawab riang sekenanya. Maya merupakan pekerja penyandang tuna rungu. Dia bermukim di kawasan gang belakang bekas Wisma Barbara.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim