MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wajah Masjid Agung Darussalam sebagai masjid tertua di Kabupaten Mojokerto kini berubah total. Masjid yang berlokasi di Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, itu telah menyatu dengan tanah. Hanya tersisa tempat wudu yang menjadi saksi dari masjid yang sudah berusia 130 tahun itu.
Konstruksi masjid yang dibangun pada 1893 silam itu dibongkar seiring dengan kelanjutan pembangunan masjid baru. Masjid tersebut masih berada satu kompleks dengan bangunan masjid lama.
Memang masjid peninggalan Bupati Mojokerto Kromodjojo Adinegoro III itu sudah dirobohkan, kecuali bangunan persegi enam yang akan difungsikan sebagai tempat wudu jamaah.
“Tempat wudu itu satu-satunya bagian yang masih asli hingga kini,” kata Wakil Bendahara Takmir Masjid Agung Darussalam H. Irwansyah melalui sambungan telepon pada Rabu (29/03/2023).
Irwansyah menambahkan, pembongkaran bangunan yang melibatkan beberapa alat berat itu ditempuh sebagai persiapan kelanjutan pembangunan bangunan masjid baru. Hal itu selaras dengan rencana Pemkab Mojokerto kembali mengucurkan dana hibah untuk Masjid Darussalam tahun ini.
”Rencananya, hibah untuk tahun ini Masjid Agung Darussalam dapat jatah Rp5 miliar,” terangnya.
Dia menjelaskan, alokasi dana tersebut rencananya dipakai untuk penyempurnaan halaman depan, pagar depan, dan menyelesaikan ruang utama. Meski demikian, Irwansyah melanjutkan, dana hibah tersebut diprediksi belum bisa memenuhi pembangunan masjid baru hingga selesai.
“Terus terang, agar mencapai hasil yang sempurna, kebutuhan untuk pembangunan ini kisaran Rp20 miliar,” ujar Irwansyah.
Meski bangunan masjid lama telah rata dengan tanah, bagian-bagian bangunan yang bernilai sejarah tinggi masih tetap dipertahankan dengan utuh. Beberapa bagian nantinya juga akan ditempatkan pada bangunan masjid baru.
Pilar-pilar kayu atau soko guru masjid, tempat muazin lama, hingga prasasti penanda pendirian masjid pada Jumat Kliwon, 23 Januari 1893, itu akan diletakkan pada bangunan masjid baru.
”Kami berupaya agar nilai sejarahnya masih terjaga dan lestari,” terangnya.
Rencananya, tempat wudu lama akan dibangun sebuah menara baru. Meski dibangun menara, fungsi dari bangunan persegi enam itu tetap akan digunakan bersuci oleh para jamaah.
“Tetap akan difungsikan seperti sebelumnya,” kata Irwansyah.
Untuk area bekas masjid lama akan diperuntukkan sebagai tempat parkir dan taman. Selain dijadikan rumah ibadah, bangunan masjid baru akan dijadikan juga sebagai salah satu destinasi wisata religi di Kabupaten Mojokerto.