SURABAYA, Tugujatim.id – Musim hujan untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya sudah mulai terasa. Bahkan, dampak bencana banjir juga sudah dirasakan masyarakat. Karena itu, Pemerintah Surabaya melalui puskesmas dan Kader Surabaya Hebat akan melakukan aksi cegah DBD yang diakibatkan nyamuk Aedes aegypti.
Pemkot Surabaya telah meminta petugas di seluruh puskesmas mengecek jentik nyamuk di setiap rumah warga untuk cegah DBD. Hal tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Dia menyebut, upaya cegah DBD itu sudah mulai dilakukan petugas puskesmas bersama Kader Surabaya Hebat (KSH) di masing-masing wilayah kecamatan hingga kelurahan. Mereka mengecek jentik nyamuk mulai di bak mandi, genangan air, tumpukan barang bekas, dan lain-lainnya. Pengecekan dilakukan sebelum dan sesudah musim hujan.
“Kami telah menggerakkan yang namanya Kader Surabaya Hebat yang di dalamnya ada Bumantik dan posyandu. Insyaa Allah, para KSH ini sudah bergerak di masing-masing wilayah. Termasuk mengecek ada genangan air atau tidak,” katanya pada Jumat (07/10/2022).
Selain pengecekan jentik nyamuk di rumah warga, pemkot bersama KSH juga melakukan tracking (penelusuran) jika ada salah satu orang terjangkit DBD di suatu wilayah. Tracking itu untuk menekan angka penularan DBD di Kota Surabaya.
“Tentu kami juga bersinergi dengan seluruh rumah sakit di Surabaya sehingga kalau ada yang sakit itu tahu, korban DBD di wilayah mana. Dengan seperti itu, kemudian meng-cover zona tersebut agar tidak menyebar ke wilayah lain dan menurunkan angka penularan dari tahun sebelumnya,” urai Eri.
Wali Kota Surabaya tersebut menekankan, pencegahan DBD tidak bisa jika dilakukan sendirian. Selain menggerakkan KSH dan puskesmas, dia juga meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya untuk melakukan edukasi di sekolah-sekolah.
“Sekolah-sekolah digerakkan, kami edukasi bagaimana menjaga kebersihan lingkungan dan toiletnya. Selain itu, ketika ada penularan DBD warga bisa menghubungi call center. Pencegahan inilah yang kami utamakan, lebih baik daripada mengobati,” tutupnya.