CHINA, Tugujatim.id – Wali Kota Malang Sutiaji mendapat undangan dari Kedutaan Besar (Kedubes) RI di China dalam ajang Indonesia Fair di Beijing, Sabtu (10/06/2023). Momentum langka ini dia manfaatkan bersama pemkot untuk mengenalkan kebudayaan serta produk-produk buatan UMKM Kota Malang. Tujuannya untuk menaikkan level UMKM menjadi go international.
Setelah melalui kurasi, Wali Kota Malang Sutiaji membawa empat produk UMKM dari empat pelaku usaha kecil dan menengah. Nah, produk unggulan UMKM Kota Malang yaitu Kalung Aksesories dari Eva Unique Accesories, kipas dan notebook dari D’Sil Handmade, Daster Malangan dari Red Tulip, Marsalia Embrodiery dan Heny Dasterqu, serta Batik Malangan dari Soendari Batik.
Eva Unique Accesories
Salah satu yang dipromosikan Wali Kota Malang Sutiaji ke China adalah produk Eva Unique Accesories. UMKM yang memiliki workshop di Perumahan Blimbing Indah itu memiliki produk-produk unggulan. Salah satunya dengan pemanfaatan barang-barang tidak terpakai di sekitar tempat tinggalnya yang mampu diolah menjadi karya unik dan berkelas.
Berkat tangan dingin pelaku UMKM ini, Eva Unique Accesories kini kolaborasi dengan desainer ternama. Salah satunya Anne Avantie.
UMKM Kota Malang ini kolaborasi sejak 2018 di ajang Indonesia Fashion Week hingga berlanjut sampai sekarang. Produk Eva Unique Accesories pun mulai menyasar pasar internasional. Di antaranya, Dubai, Rusia, Belanda, bahkan ke Afrika melalui event pameran offline dan pemasaran online.
D’Sil Handmade
D’Sil Handmade berdiri pada 2011 hingga mampu menghasilkan berbagai suvenir. Mulai dari penutup bantal, tempat tisu, tas, hijab, hingga masker kain. Semua barang diproduksi secara handmade.
Lilis Indriawati, sosok perempuan tangguh di balik kesuksesan D’Sil Handmade. Lilis mengisahkan awalnya dia hanya memproduksi sarung bantal. Berkat inovasinya, dia memproduksi banyak karya. Mulai dari tempat tisu, kipas batik, tas tangan, dan taplak meja.
Untuk berproduksi, dia berusaha tidak menghasilkan limbah sisa, kemudian diolah menjadi packaging.
“Semua kami pakai packaging yang motifnya sama dengan produknya. Jadi, kami juga mengutamakan tidak ada sisa limbah,” katanya.
Hasilnya, produknya berhasil memikat konsumen dari berbagai tempat. Salah satunya sebagai suvenir, termasuk mengirimkan produk ke kedutaan besar negara asing di Jakarta.
Daster Malangan dari Red Tulip, Marsalia Embrodiery, dan Heny Dasterqu
Daster bordir Malangan ini dibuat dari bahan katun Jepang yang terbaik di kelasnya. Selain itu, juga dibuat secara handmade embroidery atau disulam. Motif yang beragam menjadi kekuatan daster bordir Malangan dari Red Tulip ini.
Pemilik Brand Red Tulip Ike Vidya menyatakan, produk yang dipromosikan bukan daster semata. Namun, ada produk taplak meja, sandal, serta tas yang banyak menarik konsumen.
“Produk kami cukup beda dengan yang lain. Desain baju kami lebih up-to-date atau kekinian dengan variasi model paling banyak sebagai pilihan,” ungkap Ike.
Seperti saat mengikuti pameran dalam ajang APEKSI yang merupakan dukungan penuh dari Pemkot Malang, produk daster bordir Malangan sangat diminati pengunjung hingga mencapai sekitar 280 pcs daster ludes. Selain berbahan katun pilihan, daster Malangan dari Marsalia Embrodiery juga mempunyai kekhasan dengan adanya bordiran di bagian bawah.
Batik Soendari
Batik Soendari sendiri cukup banyak berperan dalam melestarikan batik di Kota Malang. Tak hanya menjual produk, tapi Batik Soendari juga juga punya peran memberikan ilmu melalui kursus bagi warga atau setiap individu yang mau belajar membatik.
Nah, mereka memberikan kursus ini dinaungi sebuah divisi bernama Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Batik Soendari. Kursus yang didirikan pada 2017, membuat pelatihan membatik yang diadakan Batik Soendari ini juga menyediakan pelayanan kepada usaha kecil dan menengah (UKM) batik di Kota Malang.
Batik Soendari juga melayani proses membatik yang tidak bisa dilakukan oleh UKM yang baru saja berkembang di dunia perbatikan. Misalnya saja seperti proses pencantingan, penguncian warna, maupun pewarnaan.