1 dari 10 Bayi di Pasuruan Mengalami Masalah Tumbuh Kembang

Prevalensi Stunting Turun

pasuruan tugu jatim
Ilustrasi pengukuran tinggi dan berat badan bayi oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan. Foto: dok Pemkab Pasuruan

PASURUAN, Tugujatim.id – Angka prevalensi stunting di wilayah Pasuruan menunjukkan tren penurunan. Di wilayah Kabupaten Pasuruan, angka prevalensi stunting cenderung turun dalam tiga tahun terakhir.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, di 2020 tercatat angka prevalensi stunting mencapai 21,5 persen. Pada tahun 2021 turun menjadi 18,1 persen. Kemudian tingkat prevalensi stunting mengalami penurunan signifikan di tahun 2022 menjadi 10,8 persen.

Sementara itu, di wilayah Kota Pasuruan, naik turun angka prevalensi stunting terjadi dalam kurun tiga tahun terakhir.

Di tahun 2020, tercatat prevalensi stunting sekitar 19,06 persen. Jumlah ini sempat mengalami lonjakan cukup tinggi di tahun 2021 hingga menjadi 23,7 persen. Namun, di tahun 2022, tingkat stunting kembali turun hingga tersisa 18 persen.

Angka prevalensi stunting, baik di Kota Pasuruan maupun Kabupaten Pasuruan sudah lebih rendah dari rata-rata di Jawa Timur yang mencapai 22,35 persen. Meskipun begitu, dari prosentase stunting tahun ini, kurang lebih satu dari 10 bayi yang lahir terhambat tumbuh kembangnya.

Di wilayah Kabupaten Pasuruan, ada 25 desa di 12 kecamatan yang menjadi lokus penanggulangan stunting. Dengan rincian enam desa di Kecamatan Kejayan, lima desa di Puspo, tiga desa di Lekok, dua desa di Wonorejo, dua desa di Gondangwetan. Sementara di Kecamatan Tutur, Nguling, Rembang, Kraton, Pandaan, Rejoso, dan Sukorejo, masing-masing satu desa.

“Keluarga yang beresiko anaknya stunting di Pasuruan sekitar 8.525. Penanganannya harus lebih cepat karena stunting hambat pertumbuhan IQ anak,” ungkap Wakil Bupati Pasuruan, Mujib Imron, pada Kamis (12/1/2023).

Adapun di wilayah Kota Pasuruan, terdapat enam kelurahan di empat kecamatan yang jadi lokus penanggulangan stunting. Di antaranya Kelurahan Kebonagung, Kelurahan Bugul Lor, Karanganyar, Gadingreo, Blandongan, dan Bakalan.

“Kita perlu tahu kondisi secara objektif, perlu ada update data kasus stunting secara riil. Kita terus pantau mulai ibu hamil, remaja hingga balita,” ujar Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, pada Kamis (12/1/2023).

Turunnya angka prevalensi stunting ini tidak terlepas dari program-program penanggulangan yang terus digencarkan Pemkab maupun Pemkot Pasuruan.

Pemkab Pasuruan memiliki program besar penanggulangan stunting melalui gerakan Kasih Bersanding Mesra atau Keluarga Bersih Bersama Sadari Stunting Menuju Keluarga Sejahtera.

Program ini menggandeng seluruh OPD hingga stakeholder dan perusahaan-perusahaan untuk penanggulangan stunting, meliputi upaya pembangunan jamban-jamban di desa-desa untuk meningkatkan Open Defecation Free (ODF) atau bebas dari buang air sembarangan.

Kemudian pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH), penataan kawasan kumuh, hingga penurunan angka kemiskinan.

Ada pula program sosialisasi pola makan yang sehat dan bergizi kepada ibu-ibu lewat lomba cipta menu MPASI dan Festival Isi Piringku.

“Kita juga punya gerakan Bumil Sehat untuk cegah stunting dari dini. Mereka diikutkan kelas ibu hamil minimal empat kali, diberi konsumsi tablet tambah darah setiap hari, dipantau peningkatan berat badan dan pola makannya,” jelas Kadinkes Kabupaten Pasuruan, dr Ani Latifah, pada Kamis (12/1/2023).

Sementara Pemkot Pasuruan mempunyai program layanan Angsal Gisi atau Penanganan Masalah Gizi Terintegrasi.

Dalam program itu, seluruh layanan puskesmas di Kota Pasuruan sudah terintegrasi guna mendeteksi dini tumbuh kembang anak. Mulai dari layanan screening pemeriksaan di laboratorium gizi, layanan konsultasi dan pendampingan dengan dokter spesialis untuk anak yang gizinya kurang, hingga fasilitas rumah pemulihan bila ada balita stunting yang perlu perawatan khusus.

“Setiap bulannya kita ada bimbingan sekaligus reward bagi ibu-ibu yang berat badan ankknya naik, biar termotivasi untuk menjaga gizi anaknya,” ujar Kadinkes Kota Pasuruan, dr Shierly Marlena, pada Kamis (12/1/2023).