Tugujatim.id – Ya! Agenda mencicipi makanan ekstrem dari berbagai negara terasa kurang afdal kalau belum masuk dalam travel bucket-list bagi kamu pencinta kuliner unik. Berani coba masukin kuliner-kuliner ekstrem ini dalam wishlist travelmu?
Kamu pencinta makanan ekstrem tentu bakal merasa tertantang mencoba makanan yang tidak biasa. Padahal, makanan-makanan ini ada yang berbentuk aneh, menjijikan, tapi ada yang menganggapnya justru lezat.
Cobain makanan ekstrem ini yang disediakan dalam hidangan pembuka, camilan, hingga makanan penutup yang unik dari Amerika hingga Jepang. Apa saja?
1. Balut (Filipina)
Balut adalah makanan populer Filipina yang terbuat dari telur bebek yang diinkubasi dan telah dibuahi, lalu dierami sekitar 16-20 hari, kemudian dikukus. Telur ini kaya akan sumber protein dan kalsium. Selain itu, biasanya dijual di kedai street-food. Balut disajikan sebagai hidangan pembuka di Filipina dan dijadikan sebagai kotamadya Pateros di Metro Manila, yang dikenal sebagai “Balut Capital”.
2. Haggis (Skotlandia)
Haggis adalah hidangan tradisional Skotlandia yang telah dinikmati selama berabad-abad. Makanan ini terbuat dari jantung, hati, dan paru-paru domba (atau hewan lain), dicincang dan dicampur dengan suet daging sapi atau kambing dan oatmeal dan dibumbui dengan bawang merah, cabai rawit, dan rempah-rempah lainnya.
Racikan bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam perut domba. Haggis biasanya disajikan dengan umbi-umbian, atau dikenal sebagai haggis dengan mashed tatties (kentang) dan neep (lobak).
3. Escamoles (Meksiko)
Escamoles juga dikenal sebagai kaviar Meksiko atau larva semut adalah makanan lezat di Meksiko yang telah dikonsumsi sejak zaman suku Aztec. Larva dan kepompong semut yang dapat dimakan adalah dari spesies Liometopum apiculatum dan L. occidentale var. luctuosum.
Escamoles diambil dari dataran tinggi Meksiko Tengah, tempat semut pohon beludru menggali rumahnya di antara akar tanaman mezcal dan tequila. Kendala panennya adalah terletak pada musim panen yang pendek dan semut hanya bertelur empat kali dalam setahun.
4. Fugu (Jepang)
Fugu adalah sejenis ikan yang dianggap sebagai makanan lezat di Jepang. Selain itu, juga dikenal sebagai ikan buntal Jepang dan termasuk ikan mematikan karena adanya tetrodotoxin, racun yang dapat mengakibatkan kelumpuhan dan kematian.
Meski begitu, Fugu dinikmati di Jepang selama berabad-abad serta ada banyak cara untuk menyajikannya dengan benar. Wah, ada nyali untuk mencicipinya?
5. Rocky Mountain Oysters (Amerika Serikat)
Rocky Mountain Oysters juga dikenal sebagai tiram padang rumput. Montana tendergroins, swinging beef, cowboy caviar, dan calf fries adalah testis babi, domba, atau sapi yang disajikan sebagai makanan pembuka. Hidangan ini kemudian dikupas, dicuci, digulung dengan tepung dan merica, dan digoreng dalam minyak yang panas.
6. Shirako (Jepang)
Shirako atau sperma ikan kod telah lama dianggap sebagai makanan lezat di Jepang dan diduga memiliki kandungan anti-penuaan, serta mengandung banyak manfaat lainnya. Kata “Shirako” berarti “anak kulit putih”. Makanan ini disajikan dalam bentuk mentah dan matang di restoran di seluruh Jepang.
Teksturnya seperti susu, lembut, mirip dengan tekstur oyster serta sering disajikan dengan saus ponzu, lobak putih parut, atau kecap. Meski terlihat aneh bagi orang luar, Shirako adalah hidangan populer di Jepang dan sering disajikan di restoran kelas atas. Hidangan ini juga merupakan hidangan musiman, dengan waktu terbaik untuk mencicipinya dari Desember hingga Februari.
7. Stargazy Pie (Inggris)
Stargazy Pie adalah hidangan unik dan menarik yang berasal dari Cornwall, Inggris. Stargazy Pie adalah pie ikan yang diisi dengan sarden utuh, telur, dan kentang, ditutup dengan adonan kue.
Uniknya makanan adalah ada kepala ikan (dan terkadang ekor) yang menonjol ke atas. Hidangan ini memiliki sejarah yang menarik dan merupakan bagian dari budaya masyarakat Cornish.
8. Surströmming (Swedia)
Surströmming adalah hidangan tradisional Swedia yang terbuat dari ikan haring laut Baltik yang difermentasi. Ikan haring yang diawetkan sebagian disimpan dalam air asin selama sekitar dua bulan, kemudian dipindahkan ke kaleng kedap udara di mana ikan tersebut terus berfermentasi hingga satu tahun.
Hasilnya, bau menyengat menyeruak ketika dibuka. Makanan ini juga mendapatkan gelar sebagai makanan paling bau di dunia. Tertarik untuk mencoba?
9. Tuna Eyeballs (Jepang)
Jepang terkenal dengan masakannya yang unik dan eksotis, dan salah satu hidangan yang paling menarik adalah Tuna Eyeballs. Hidangan ini adalah makanan pembuka yang populer di Jepang dan sering dinikmati dengan bir dingin atau sake.
Tuna Eyeballs adalah bola mata ikan tuna yang berdaging seukuran bola tenis. Matanya terdiri dari bagian luar yang keras yang dikenal sebagai sklera, yang menahan bagian dalam yang lembut dan seperti agar-agar. Koki Jepang memasak bola mata dengan cara dipanggang, direbus, atau digoreng.
10. Witchetty Grub (Australia)
Witchetty grub juga dikenal sebagai witjuri. Ini adalah makanan ala hutan yang populer di Australia. Larva ngengat putih gemuk ini ditemukan di akar semak Witchetty yang berasal dari daerah gersang di Australia.
Witchetty grub kaya akan sumber protein, lemak, dan energi sehingga menjadikannya sebagai survival food. Witchhetty Grub juga merupakan sumber vitamin B1, potasium, magnesium, dan zinc.
11. Century Egg (China)
Century Egg juga dikenal sebagai telur seratus tahun atau telur seribu tahun. Ini adalah makanan tradisional Tiongkok.
Hidangan ini dibuat dengan mengawetkan telur bebek, ayam, atau puyuh dalam campuran tanah liat, abu, garam, kapur, dan sekam padi selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Kira-kira kamu bakal panjang umur apabila memakannya nggak ya?
12. Casu Marzu (Italia)
Casu Marzu juga dikenal sebagai “keju paling berbahaya di dunia”. Ini adalah keju pecorino tradisional dari Sardinia yang terbuat dari susu domba dan diisi dengan belatung hidup.
Keju ini ilegal untuk diperjualbelikan, tapi masih diproduksi oleh petani kecil, terutama di pedalaman, yang secara resmi membuatnya hanya untuk dikonsumsi sendiri.
13. Jellied Moose Nose (Kanada)
Pernahkah kamu mendengar Jellied Moose Nose? Jika bukan dari Kanada atau Alaska, mungkin kamu belum pernah mengetahui makanan unik ini sebelumnya.
Jellied Moose Nose adalah hidangan tradisional yang berasal dari Kanada bagian utara dan Alaska. Makanan ini terbuat dari moncong rusa besar. Hidangan ini dimasak didinginkan dalam kuah kaldu. Nantinya hidangan ini akan dibentuk seperti balok agar-agar yang dapat diiris, lalu disajikan kepada para tamu.
14. Tarantula Goreng (Kamboja)
Tarantula goreng atau a-ping adalah makanan tradisional asal Kamboja yang telah ada selama lebih dari seratus tahun. Memakan tarantula ini ada karena kebutuhan selama masa pemerintahan Khmer Rouge ketika sumber makanan minim.
Sejak awal 1990-an, tarantula goreng menjadi populer di kalangan wisatawan dan kelezatannya kini dapat ditemukan di kota lain Kamboja seperti daerah Phnom Penh. Sereemmm!!!
15. Sannakji (Korea Selatan)
Sannakji adalah makanan tradisional turun-temurun Korea Selatan yang dimakan sejak abad 57 SM. Diduga makanan ini dapat menurunkan gula darah.
Hidangan ini berasal dari lengan panjang gurita (Octopus minor), spesies gurita kecil yang disebut Nakji dalam bahasa Korea. Sebelum disajikan, gurita dipotong kecil-kecil. Rasanya kenyal, asin, dan segar. Sannakji muncul di banyak menu sebagai hidangan atau late-night snack di Korea. Cocok banget nih buat kamu si pencinta makanan ala-ala drakor.
Itulah 15 rekomendasi makanan ekstrem dan unik dari berbagai negara. Bagi kamu pencinta makanan kuliner ekstrem, belum lengkap rasanya kalau tak menjajal makanan-makanan tersebut. Mulai dari makanan aneh hingga yang lezat, hidangan ini pasti akan memberikan pengalaman kuliner yang unik dan berbeda.
Namun, tetap penting bagi kamu untuk memperhatikan keamanan makanannya. Sebab, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya keamanan pangan, terutama dengan semakin kompleksnya rantai pangan global.
Produsen dan penjamah makanan memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk memastikan keamanan makanan dan konsumen harus menyadari risiko yang terkait dengan mengonsumsi makanan ekstrem tersebut. Berani coba?
Writer: Jesicca Putri Sano (Magang)
Editor: Dwi Lindawati