159 Gedung Sekolah Rusak di Kabupaten Pasuruan Belum Diperbaiki

Terkendala Dana

sekolah rusak tugu jatim
Kondisi atap ambrol di TK Inayatus Shobiyin, di Desa Sumber Banteng, Kejayan, Kabupaten Pasuruan, yang sempat menimpa dua siswa saat proses belajar mengajar. Foto: Laoh Mahfud/Tugu Jatim

PASURUAN, Tugujatim.id Ratusan bangunan sekolah di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mengalami kerusakan. Sebagian besar bangunan sekolah rusak belum tersentuh perbaikan oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Pasuruan.

Berdasarkan data Dispendik Kabupaten Pasuruan, ada sekitar 159 bangunan sekolah yang rusak. Meliputi TK, SD, hingga SMP.

Kadispendik Kabupaten Pasuruan, Hasbullah menyatakan bahwa ratusan bangunan sekolah itu hingga kini belum diperbaiki karena belum ada alokasi anggaran di 2023. “Dananya tahun ini tidak ada karena pakai SIPD (Sistem Informasi Pembangunan Daerah) tahun lalu, 2022,” ujar Hasbullah, pada Sabtu (11/3/2023).

Dispendik Kabupaten Pasuruan tahun ini berencana melakukan perbaikan sejumlah sekolah. Namun hanya sekolah-sekolah yang punya kerusakan parah sudah terdaftar di SIPD 2022 yang akan diperbaiki. Meski begitu, dia tidak menyebutkan jumlah pasti sekolah yang akan diperbaiki karena masih proses pendataan.

“Untuk dana darurat tidak bisa dipakai, karena sistemnya harus daftar SIPD dulu, baru satu tahun kemudian baru dapat bantuan,” ungkapnya.

Hasbullah juga tidak bisa menjamin semua sekolah yang terdaftar SIPD bisa tuntas diperbaiki pada tahun ini. Menurutnya, anggaran dari APBD terbatas, sehingga hanya diprioritaskan untuk sekolah yang kerusakannya parah. “Tidak bisa diperbaiki semua, karena menyesuaikan anggarannya, kalau dananya sudah ada, ya nanti dikasih, ” imbuhnya.

Sementara itu, banyaknya bangunan sekolah yang rusak menjadi sorotan DPRD Kabupaten Pasuruan.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan yang membidangi pendidikan, Muhammad Zaini menyayangkan belum adanya penanganan serius dari Dispendik dalam memperbaiki bangunan sekolah rusak. Padahal, bangunan sekolah yang rusak menggangu dan membahayakan proses belajar siswa.

“Banyak sekolah rusak tapi pemda tak kunjung mengolakasikan anggaran. Harusnya jangan menunggu bangunan sudah roboh dulu, baru ada reaksi,” ucap Zaini, pada Jumat (10/3/2023).

Zaini menyatakan bahwa beberapa bangunan sekolah dengan kondisi rusak parah di antaranya plafon empat ruang kelas dan satu ruang guru yang ambrol SDN Ledug 1, Kecamatan Prigen.

Kemudian di SDN Kluwut, Kecamatan Wonorejo, tiga ruangan kelas juga jebol di bagian plafon. Bahkan, sejumlah siswa terpaksa belajar di luar kelas, ruang perpustakaan, hingga ruang kepala sekolah.

Lalu kerusakan plafon ruang kelas di SDN Pekoren, Kecamatan Rembang.

Bahkan, insiden rusaknya plafon sekolah sempat menimpa dua siswa TK Inayatus Shobiyin di Desa Sumber Banteng, Kejayan, Kabupaten Pasuruan.

“Tidak menutup kemungkinan, banyak sekolah-sekolah lain yang juga butuh perhatian. Kita berharap pemerintah tidak cuma mengandalkan anggaran rehab hanya dari DAK (Dana Alokasi Khusus), tapi juga dari DAU (Dana Alokasi Umum), supaya cepat diatasi,” pungkasnya.