MALANG, Tugujatim.id – Dua anak hanyut di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, pada Senin (19/6/2023).
Dua anak itu berinisial R dan P, warga RT 6 RW 5 Kelurahan Bumiayu, Kota Malang, dengan usia sekitar 10 – 11 tahun. Keduanya hanyut di DAS Brantas ketika bermain air bersama teman-temannya. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 10.15 WIB setelah pulang sekolah.
Ketua RW 5, Jaya Sena baru mendapat laporan kejadian sekitar pukul 16.30 WIB. Kata dia, sebenarnya ada delapan anak yang bermain di sekitar sungai. Namun, dua di antara mereka hanyut karena derasnya sungai.
Kata dia, bukti kedua korban hanyut terbawa arus sungai adalah pakaian dan sendal yang dipakai oleh kedua korban.
“Yang hilang ini sekitar kelas 4 SD, yang dua hanyut, sementara yang lain selamat. Setelah mendapat laporan warga, saya koordinasi dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk penanganan lebih lanjut,” kata Jaya Sena, pada Selasa (20/6/23).
Teman korban, RA (10) mengaku melihat kedua temannya hanyut. Ibu RA, Siti Zubaidah (47) menceritakan tentang apa yang dialami oleh anaknya itu bersama teman-temannya.
Setelah mendapat laporan dari anaknya, dia bersama warga lainnya mencari kedua korban. Namun, tidak membuahkan hasil.
“Salah satu orang tua korban sempat tidak percaya, dan meminta warga untuk pulang, katanya kalau jam setengah 5 sore belum ketemu, baru dicari,” kata Siti.
Setelah di rumah, RA diminta untuk menceritakan apa yang terjadi saat temannya itu hanyut di sungai.
Dari cerita anaknya itu, Siti mengatakan bahwa dari delapan anak, enam anak yang berenang sempat terbawa pusaran air. Mereka mencoba saling tolong menolong dengan dibantu dua anak lainnya yang tidak berenang.
“Teman-temannya ini saling membantu untuk menarik temannya itu, tapi kata anak saya, itu salah satunya minta dilepaskan karena tidak kuat menahan rasa sakit dan hanyut. Kemudian saya keluar rumah lagi, minta tolong ke warga untuk mencari,” katanya.
Basarnas Surabaya pun bergerak ke Kota Malang untuk membantu pencarian korban. Penyisiran sungai di hari kedua dilakukan pada Selasa (20/6/2023) mulai pukul 07.00 WIB.
Komandan Tim Pencarian Basarnas Surabaya, Andi Pamuji mengatakan bahwa ada tujuh tim yang dikerahkan untuk melakukan pencarian. Basarnas juga mengerahkan empat perahu karet, dua perahu kayak, dan 15 tubing.
“Ada tujuh tim yang kami kerahkan untuk melalukan pencarian. Kami akan lakukan penyisiran dari lokasi kejadian hingga Dam Sengguruh nantinya,” kata Andi, pada Selasa (20/6/2023).
Ada tiga titik yang dibagi untuk melakukan pencarian korban.
Pertama, dimulai dari lokasi kejadian yang berada di wilayah Kelurahan Bumiayu hingga Jembatan Kendalpayak, Kabupaten Malang, dengan jarak sekitar 3,4 kilometer.
Kedua, dari Jembatan Kendalpayak hingga Bendungan Bloboh, Kabupaten Malang, dengan jarak 9,7 kilometer.
Ketiga, dari Bendungan Bloboh menuju Bendungan Sengguruh dengan jarak 8 kilometer.
Hingga siang ini belum ada tanda-tanda ditemukannya kedua korban. “Tim sudah melakukan pencarian hingga separuh jarak dari target, sementara masih belum ada tanda-tanda,” katanya.
Adapun kendala dalam pencarian dua korban di antaranya arus Sungai Brantas yang cukup deras ditambah dengan kontur sungai yang banyak bebatuan. “Kendala arus memang sangat deras, di samping kontur Sungai Brantas berbatu, apalagi jika Dam Sengguruh dibuka akan mempengaruhi derasnya arus sungai,” pungkasnya.