MALANG, Tugujatim.id – Pasca erupsi Gunung Semeru pada Sabtu sore (04/12/2021), Wakil Bupati Lumajang Indah Masdar menyatakan sudah ada 1 orang ditemukan meninggal dunia di Dusun Curah Kobokan. Dia menjelaskan, di dusun tersebut ada kurang lebih 300 kepala keluarga yang sebagian besar sudah mengungsi. Di antaranya dua ibu hamil yang usia kandungannya mencapai 8 bulan dan 9 bulan.
Tak hanya itu, lebih dari 40 warga juga mengalami luka bakar akibat lahar panas. Untuk luka bakar dengan kondisi sangat parah langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan. Korban rata-rata dengan luka bakar dan sesak napas.
“Di Puskesmas Candipuro, ada sekitar 7 orang dirawat, di Puskesmas Penanggalan 10 orang, dan ada dua ibu hamil. Satu ibu hamil berusia 9 bulan dan satu lagi berusia 8 bulan,” ujarnya dalam Konferensi Pers Perkembangan Peningkatan Aktivitas Gunung Semeru BNPB Indonesia yang disiarkan melalui akun YouTube BNBP Indonesia.
Indah juga melaporkan, ada 2 orang yang hilang di area tambang di Desa Sumberwuluh dan ada 8 orang yang dilaporkan terjebak. Mereka tengah berlindung di kantor milik tambang di Desa Sumberwuluh itu.
“Di Desa Sumberwuluh, itu ada namanya Kampung Renteng dan itu area tambang juga. Di sekitar sana di Besuk namanya, itu ada 2 orang yang hilang. Sampai sekarang belum bisa ditemukan. Dan 8 orang terjebak di kantor penambang. Tadi sore sempat ngirim video minta tolong, petugas tidak bisa langsung mengevakuasi karena lahar panar sudah di sana, sekarang HP-nya tidak bisa dihubungi,” jelas dia.
Korban maupun laporan kehilangan itu diperkirakan masih akan terus bertambah. Mengingat situasi yang masih dalam kondisi darurat dan terus dalam proses penanganan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang dan tim gabungan lainnya melakukan kaji cepat, pendataan, evakuasi dan penanganan darurat di sekitar lokasi kejadian, khususnya sektor Candipuro dan Pronojiwo.
Beberapa evakuasi juga berjalan lambat terkendala listrik padam dan medan yang sulit dan tertutup material vulkanik.
“Evakuasi lamban karena mobil tidak masuk ke lokasi karena lumpur setinggi hampir sampai lutut kaki. Hampir semua rumah hancur dan semua mengungsi sebagian di Balai Desa Penanggalan,” imbuh dia.
Rusaknya Jembatan Gladak Perak sebagai akses utama Lumajang-Pronojiwo juga membuat sulitnya proses evakuasi dan penanganan di Kecamatan Pronojiwo.
Untuk diketahui, sebelumnya Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) melaporkan Gunung Semeru alami getaran banjir lahar atau guguran awan panas pukul 14.47 dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.
Kemudian pukul 15.10, dilaporkan adanya visual abu vulkanis dari guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang. Beberapa titik lokasi bahkan mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanis yang sangat pekat.