MOJOKERTO, Tugujatim.id – Pada musim kemarau kali ini, tiga desa di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mengalami krisis air bersih. Tiga desa tersebut adalah Kunjorowesi dan Manduro Manggunggajah di Kecamatan Ngoro, dan Duyung di Kecamatan Trawas.
“Tiga desa alami kekeringan air bersih. Kami tindak lanjuti dengan penyaluran air bersih,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Djoko Supangkat, pada Minggu (18/6/2023).
Lebih lanjut, Djoko mengatakan bahwa pihaknya menyalurkan air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan berdasarkan keputusan Bupati Mojokerto tentang tanggap darurat bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Itu (penyaluran air bersih) berdasarkan Keputusan Bupati Mojokerto no 188.45/176/HK/416-012/2023 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Kekeringan dan Karhutla tahun 2023,” beber Djoko.
Terdapat 443 truk tangki air yang disiapkan untuk desa-desa tersebut. Masing-masing truknya berkapasitas 4.000 liter. Penyaluran air bersih dimulai sejak 12 Juni hingga 2 Agustus 2023 mendatang.
Desa Kunjorowesi di Kecamatan Ngoro mendapat jatah 179 tangki untuk 4.937 warga. Kemudian, Desa Manduro Manggunggajah yang juga berada di Kecamatan Ngoro mendapat alokasi 132 tangki untuk 1.861 jiwa. Sedangkan Desa Duyung di Kecamatan Trawas mendapat jatah 132 tangki untuk 791 warga.
“Total dana untuk jatah air bersih ini sebesar Rp199.350.000,” terang Djoko.
Kekurangan air bersih ini dirasakan warga sejak Mei 2023 lalu. “Maka, sejak pertengahan Mei, pemerintah desa yang bersangkutan bersurat untuk bantuan air bersih ke Pemkab Mojokerto,” ujar Djoko.
Selain kekeringan, karhutla juga turut mengintai tujuh kecamatan dari 18 kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Tujuh kecamatan tersebut adalah Trawas, Pacet, Ngoro, Jatirejo, Gondang, Kemlagi, dan Dawarblandong.
“Sesuai keputusan Bupati Mojokerto tentang Tanggap Darurat Bencana yang berlaku sejak 2 Juni 2023 hingga 31 Oktober 2023, tujuh kecamatan tersebut rawan karhutla,” ujar Djoko.
Maka, Djoko mengimbau agar warga di sekitar tujuh kecamatan rawan karhutla tersebut untuk waspada, terlebih sempat terjadi karhutla di lereng Gunung Arjuno-Welirang. “Jadi harap waspada agar tidak memantik titik api, terutama di wilayah rawan karhutla,” tandas Djoko.