SURABAYA, Tugujatim.id – Kota Surabaya di Jawa Timur yang mencanangkan diri sebagai kota global humanis, maju, dan berkelanjutan harus mementingkan kemanfaatan untuk jangka panjang.
Pemerhati Pendidikan dan Pengurus Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, Isa Ansori mengungkapkan bahwa ketersediaan taman kota untuk lingkungan sehat menjadi tanggung jawab pemerintah karena tercantum dalam Pasal 29 ayat 2 Undang-undang (UU) Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa proporsi di wilayah kota setidaknya minimal 30 persen digunakan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) dengan pembagian 10 persen privat dan 20 persen untuk publik.
Sementara itu, mengutip data dari Surabaya.go.id, per Februari 2023, Surabaya memiliki 949 taman. Dengan rincian 38 taman aktif kota, 136 taman aktif pemukiman RT/RW, dan 775 taman pasif di jalur hijau.
“Tak kurang ada 39 taman yang tersebar di seluruh kota dengan luasan sekitar 605.701,09 meter persegi. Penyediaan ruang terbuka hijau adalah salah satu strategi yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya,” kata Isa Ansori, pada Senin (19/6/2023).
Dalam observasinya pada lima taman, yakni Taman Bungkul, Taman Mundu, Taman Suroboyo, Taman Kedung Cowek, dan Taman Perkampungan Kedinding Tengah, menunjukkan bahwa sebagian besar dimanfaatkan oleh anak-anak.
“Di Taman Mundu itu setidaknya sehari ada 1.000 anak yang main di Taman Mundu depan Gelora 10 November,” ungkapnya.
Begitupun dengan Taman Bungkul yang dinikmati oleh 500 anak, Taman Suroboyo Kecamatan Bulak ada 450 anak, Taman Kedung Cowek 300 anak, dan taman di perkampungan Kedinding Tengah yang dimanfaatkan oleh 50 anak setiap harinya.
Menurutnya, jika penelitian ini dilakukan secara serius, maka tidak menutup kemungkinan bahwa jutaan anak telah memanfaatkan 39 taman kota di Surabaya.
Ia memproyeksikan, dalam kurun waktu 5-10 tahun mendatang, anak-anak Surabaya bisa hidup dengan lingkungan dan tempat tumbuh kembang yang baik. Sehingga, diharapkan akan menjadi pelopor hidup sehat dan menjadi manusia yang berkualitas.
“Kami berharap kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk bisa memastikan jumlah kunjungan anak-anak setiap tahunnya. Dengan demikian, pemerintah kota akan lebih maksimal membuat sentuhan program kreatif bagi anak anak,” pungkasnya.