PASURUAN, Tugujatim.id – Sukron Adim, 31, wartawan Pasuruan yang diduga mengalami keracunan minuman teh botol dari paket misterius hingga kini masih tak sadarkan diri. Wartawan media cetak berita Metro ini kini masih tergeletak di ruang perawatan HCU RSSA Kota Malang.
Kondisinya tak kunjung membaik. Tubuhnya sesekali masih mengalami kejang hingga petugas harus mengikat tangan dan kakinya. Busa juga sedikit demi sedikit masih keluar dari mulutnya.
Menurut Hendrik, salah satu wartawan yang sempat menjenguk Adim, mengatakan, sudah 4 hari korban mengalami kondisi yang kritis.
“Sudah empat hari saudara Sukron Adim masih tidak sadarkan diri,” ujar Hendrik pada Kamis (01/09/2022).
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Adhi Putranto Utomo mengungkapkan, jika hingga kini pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium forensik Polda Jatim untuk wartawan Pasuruan yang jadi korban dugaan keracunan. Sudah sejak dua hari lalu, pihaknya mengirimkan sampel sisa minuman teh botol yang diminum korban ke petugas Labfor Polda Jatim.
Petugas juga mengirimkan sampel minuman berjenis sama yang dijual di minimarket untuk dibandingkan kandungannya dengan minuman yang diminum korban.
“Sudah dua hari sejak kami kirim sampai sekarang hasil labfornya belum keluar,” ujar Adhi saat dikonfirmasi pada Kamis (01/09/2022).
Selain itu, pihak kepolisian juga masih menunggu hasil foto dada dan uji toksisitas dari pihak RSSA Malang. Adhi mengatakan, polisi masih perlu mengambil sampel darah dari Adim untuk mengungkap penyebab korban mengalami kejang-kejang, keluar busa, hingga tak sadarkan diri.
“Petugas masih butuh ambil darah untuk melengkapi sampel,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, wartawan Pasuruan Sukron Adim, 31, diduga mengalami keracunan setelah meminum teh botol dari paket sembako misterius pada Minggu siang (28/08/2022). Wartawan asal Desa Tambakan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, ini langsung mengalami kejang-kejang dan mulut keluar busa.
Setelah sempat dirawat dua hari di RSI Masyitoh Bangil, Adim kemudian dirujuk ke RSSA Malang untuk menjalani uji toksisitas sejak Selasa malam (30/08/2022).