Tugujatim.id – Empat putra KH Maimun Zubair masuk dalama jajaran pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam masa Khidmat 2022-2027.
Seperti diketahui KH Maimun Zubair merupakan pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang. Dia memiliki 8 putra dan 2 putri, masing-masng dari mereka sudah menikah. Lantas siapa saja putra Mbah Moen yang ikut berkhidmat di PBNU.
Dalam Surat Keputusan (SK) No 01/A.II.04/01/2022 yang ditandatangani oleh Rais Aam, KH Miftachul Ahyar, Khatib Aam, KH Ahmad Said Asrori, Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf serta Sekjen, KH Saifullah Yusuf, terdapat tiga putra dan 1 menantu KH Maimun Zubair masuk dalam struktur.
1. KH Abdullah Ubab MZ
KH Abdullah Ubab merupakan putra pertama KH Maimun Zubair dengan istri pertamanya Nyai Hj Fahimah binti KH Baidhowi Lasem. Lahir di Sarang, Rembang, tanggal 10 Agustus 1954, Gus Ubab kecil sudah sangat akrab dengan lingkungan pesantren.
Saat usia sekolah, Gus Ubab melanjutkan studinya di Madrasah Darul Ulum, Jombang, selama periode 1971-1973. Setelah mengenyam pendidikan di Jombang, dia memperdalam ilmunya di PP Lirboyo pada tahun 1974-1977, mengikuti jejak sang ayah yang dulunya pernah nyantri di sana.
Bersama para masyayikh, beliau ikut mengembangkan pesantren Sarang khususnya PP Al Anwar. Selain itu Gus Ubab juga menggeluti dunia politik, sampai sekarang beliau masih menjabat sebagai pengurus DPC PPP Kabupaten Rembang. Di jajaran PBNU, KH Abdullah Ubab diamanhi menjadi Mustasyar PBNU.
2. KH Muhammad Musthofa Aqiel
KH Muhammad Musthofa Aqiel merupakan menantu KH Maimun Zubair. Pria yang akrab disapa Kang Muh ini mempersunting putri KH Maimun Zubair yang bernama Nyai Hj Shobihah.
KH Muhammad Musthofa Aqiel dilahirkan Desa Kempek, Gempol, Cirebon 7 Desember 1958 yang merupakan putra ketiga dari pasangan KH Aqiel Siroj (Pondok Pesantren Gedongan) dengan Nyai Hj Afifah binti KH Harun pendiri Pondok Pesantren Kempek.
Dalam riwayat pendidikan Kang Muh, pernah menimba ilmu di Ponpes Lirboyo Kediri selama tiga tahun. Kemudian diteruskan di Ponpes Sarang, Rembang, yang kelak menjadi mertuanya. Di pondok Sarang, Kang Muh cukup lama sekitar 5 tahun, dan memutuskan untuk mengembara ke tanah di mana ka’bah berada yakni Mekah Almukarromah. Di sana dia mengaji kepada Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliki dan beberapa ulama lainnya.
Didalam struktur PBNU Kang Muh diamanahi sebagai Rais Syuriah PBNU.
3. Dr KH Abdul Ghafur Maimoen MA
Dr KH Abdul Ghafur Maimoen MA adalah putra kelima KH Maimoen Zubair dari istri kedua, Nyai Hj Masthi’a. Pria yang akrab dengan sapaan Gus Ghofur ini merupakan lulusan doktor dari universitas Al-Azhar. Selain sarjana pertama dan magisternya juga di perguruan tinggi ternama di Mesir ini.
Semasa kecil Gus Ghofur terkenal dengan bandelnya. Tidak seperti kakak-kakaknya, Ghofur kecil terhitung sering bermain seperti layaknya anak-anak di kampung nelayan.
Namun, sebagai putra kiai kharismatik, sifat-sifat kesalehan yang ditanamkan orang tuanya membuat dia berbeda dari anak kampung sebayanya. Saat ini, Gus Ghofur menjabat sebagai Rektor Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Anwar, Sarang, Rembang.
Di jajaran PBNU, Gus Ghofur juga diamanahi sebagai sebagai Rais Syuriaah PBNU bersama iparnya KH Muhammad Musthofa Aqiel
4. KH Taj Yasın Maimoen
KH Taj Yasın Maimoen putra Mbah Moen dengan Nyai Hj Masthi’ah. Berlatar belakang santri, Gus Yasin biasa dipanggilnya merupakan wakil Gubernur Jawa Tengah mendampingi Ganjar Pranowo hingga 2023.
Sebelum menjadi Wakil Gubernur Jawa Tengah, dia merupakan Anggota DPRD Jawa Tengah periode 2014–2018 dari Partai Persatuan Pembangunan. Gus Yasin juga merupakan salah satu Ketua GP Ansor Kabupaten Rembang.
Gus Yasin mengenyam pendidikan di Madrasah Ghozaliyyah Syafi’iyyah (MGS) yang sudah mengeluarkan ulama-ulama handal dalam kapabilitas keilmuan syariat.
Seusai menamatkan pendidikannya di MGS, pada tahun 2002. Dia melanjutkan studi Islam ke Syiria, tepatya di Ma’had Ta’hil Mujamma’ as-Syaikh Ahmad Kafiar. Di sana dia mendapat bimbingan dari ulama-ulama dal, seperti Dr. Sa’id Romdhon Al-Buthi, Syaikh Rajab Dinas Subki, dll.
Selama menimba ilmu, di dikenal rajin belajar. Selain itu, juga aktif dalam berbagai organisasi. Sehingga dari kemahiran ini, pada tahun 2007-2009, dia dipercaya untuk memegang amanah menjadi ketua tanfidziah NU Cabang Istimewa Syiria.
Di jajaran PBNU, Gus Yasin masuk di struktural A’awan bersama Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf, Habib Ahmad Al Habsyi dll.