SURABAYA, Tugujatim.id – Dalam masa modern ini akses informasi dan edukasi mengenai perencanaan keuangan dan investasi membuat banyak pemuda, khususnya di Surabaya, tertarik untuk mencoba mempraktikkan di dunia nyata.
Dr Wisudanto SE MM CFP ASPM sebagai Pakar Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) menanggapi euforia pemuda itu dengan membagikan 5 tips terkait inevstasi bagi pemula. Apa saja itu? Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Pilih Instrumen Investasi yang Sesuai
Dr Wisudanto menyebut bahwa investasi ada berbagai macam. Ada di sektor real seperti tanah, rumah, dan apartemen. Selain itu, imbuh Dr Wisudanto, ada juga semacam investasi per-bank-an serta pasar modal. Bisa berupa deposito, bisa juga memakai aset sekuritas.
“Apabila ingin investasi di pasar modal, maka perlu belajar lebih banyak terlebih terkait risikonya, baik risiko dalam dimensi waktu, return, atau aset,” terang Dr Wisudanto melalui rilis Kominfo yang diterima Tugu Jatim, Kamis (01/04/2021) siang.
Di susul terkait keinginan investasi di pasar modal, lanjut Dr Wisudanto, uang yang dipakai harus uang yang tidak digunakan dalam rentan waktu setahun ke depan. Dr Wisudanto menegaskan untuk tidak memakai uang yang bakal digunakan dalam waktu dekat untuk investasi di pasar modal.
“Hal itu karena, investasi di pasar modal sifatnya liquid. Cair. Tidak ada yang bisa memberi garansi bahwa dengan membeli saham hari ini, misalnya, harganya akan tetap naik esok hari,” bebernya.
“Perlu diperhatikan, bahwa jika berinvestasi di pasar modal sifatnya jangka panjang, lebih dari satu tahun bahkan bisa seumur hidup perusahaan karena dengan berinvestasi artinya kita memiliki sebagian dari perusahaan,” imbuhnya.
Untuk praktik trading, Dr Wisudanto tidak merekomendasikan untuk orang yang memegang erat konsep dan prinsip syariah. Hal itu atas dasar praktik trading bersifat spekulasi, sedangkan transaksi harus punya dasar yang jelas baik dari sisi keilmuan dan kebutuhan.
2. Pahami Produk Investasi
Memahami produk merupakan bagian penting sebelum membeli. Dr Wisudanto juga menegaskan hal itu sebelum melakukan investasi, pahami produk tersebut. Selebihnya juga perlu diketahui, imbuh Dr Wisudanto, mengenai sumber dari pemasukan perusahaan dan proses bisnisnya.
Di sisi lain, Dr Wisudanto juga mengatakan perlu mengetahui status listing dalam Daftar Efek Syariah (DES) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk pihak yang ingin menerapkan investasi secara syariah. Agar tidak terjebak pada investasi bodong.
“Jangan buru-buru investasi, perbanyak literasi (membaca dan mempelajari, red), pahami dulu asetnya, produknya, lalu ikuti seminar yang diselenggarakan oleh lembaga yang sesuai agar lebih jelas,” paparnya.
3. Cek Kredibilitas Lembaga Investasi
Melalukan pengecekan pada kredibilitas dan keabsahan lembaga merupakan hal penting yang harus diketahui. Dr Wisudanto menyebut perlu memastikan lembaga investasi itu punya izin dari pihak berwenang sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
“Untuk cek keabsahan izin lembaga, pergi ke lembaga instansi yang berwenang untuk minta petunjuk sesuai aspek legal dari lembaga untuk investasi,” sebut Dr Wisudanto.
4. Analisis Investasi Jangka Panjang
Dr Wisudanto memberi pesan, sebelum melakukan investasi di pasar modal, perlu melakukan analisis seperti ‘return of investment’ (ROI) dan ‘return of equality’ (ROE). Secara sederhana, lanjut Dr Wisudanto, ROE dan ROI merupakan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh dari satuan rupiah yang ditanamkan dalam perusahaan.
“Selain itu, yang paling penting ketika membeli saham perusahaan adalah mempertimbangkan ‘future value’. Merupakan nilai atau potensi perusahaan di masa depan,” jelasnya.
Dr Wisudanto memberi contoh misalkan harga nikel per hari ini masi murah, Rp 2.800, lalu seketika banyak kebutuhan pembuatan baterai untuk konsumsi barang elektronik seperti handphone, laptop, mobil listrik dan lain-lain. Maka dapat dimungkinkan, harga saham dan perusahaan nikel naik signifikan menjadi Rp 8.000 per lembarnya.
5. Banyak Belajar, Banyak Membaca
Dr Wisudanto memberi pesan bahwa masa muda merupakan momen yang perlu diinvestasikan untuk masa depan yang baik. Membaca dan belajar merupakan bentuk investasi juga untuk masa depan.
“Manfaatkan waktu yang sekarang dimiliki, usia tidak akan kembali lagi, banyak belajar membaca khususnya hukum-hukum Allah untuk kemaslahatan umat di masa depan merupakan investasi yang paling berharga,” tutupnya. (Rangga Aji/gg)