Tugujatim.id – Penyakit asam urat merupakan kondisi yang bisa menyebabkan gejala nyeri yang tak tertahankan, pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian.
Semua sendi di tubuh berisiko terkena asam urat, tetapi sendi yang paling sering terserang adalah jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki. Umumnya, penyakit asam urat dapat lebih mudah menyerang pria, khususnya mereka yang berusia di atas 30 tahun.
Faktor resiko asam urat biasanya dipengaruhi oleh makanan, seperti Sering mengonsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi, seperti daging merah, jeroan hewan, dan beberapa jenis hidangan laut (misalnya teri, sarden, kerang, atau tuna). Ataupun kerap konsumsi minuman alkohol, dan minuman tinggi gula. Juga bisa karena memiliki keluarga yang mengidap asam urat.
Nah, agar kita bisa terhindar dari penyakit ini harus melakukan pola hidup sehat dan menjaga makanan, berikut beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan yang dihimpun dari berbagai sumber.
1. Menghindari mekanan yang mengandung zat purin tinggi
Purin merupakan zat yang bisa ditemukan secara alami dalam tubuh. Tapi, kandungan zat purin bisa berasal dari beberapa jenis makanan. Purin akan diolah tubuh menjadi asam urat dalam kadar normal. Jika kadar dari asam urat tersebut masih normal, maka hal tersebut masih cukup aman.
Beberapa makanan yang zat purin diantaranya, daging merah, daging ayam, jeroan, seafood, kembangkol, bayam, durian dan laim sebagainya.
2. Perbanyak minum air putih
Mencukupi asupan air putih bisa membantu mengganti cairan tubuh sehingga terhindar dari dehidrasi yang bisa memicu berbagai gejala penyakit muncul. Rutin minum air putih bisa membuat tubuh menjadi lebih sehat dan terlindung dari serangan penyakit. Cukup minum air putih juga bisa membantu menjaga berat badan ideal.
penderita asam urat disarankan untuk minum air putih empat sampai delapan gelas per hari. Asal tahu saja, air putih berperan untuk membantu membuang kelebihan asam urat di dalam tubuh.
Mengutip dari Klikdokter.com, air putih yang masuk ke dalam tubuh akan merangsang ginjal untuk memproduksi urine yang membawa keluar purin dari dalam tubuh.
3. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
Dikutip dari Healthline, alkohol adalah sumber purin yang cukup banyak. Purin adalah senyawa yang menghasilkan asam urat saat diuraikan oleh tubuh. Alkohol juga dapat meningkatkan metabolisme nukleotida. Ini adalah sumber purin tambahan yang dapat diubah menjadi asam urat.
Tidak sampai disitu saja, alkohol juga memengaruhi tingkat ketika asam urat disekresi yang tentunya dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Jadi, anggapan kalau alkohol bisa memicu asam urat bukan mitos belaka. Maka dari itu, pastikan untuk mengonsumsi alkohol secukupnya sesuai anjuran takaran harian.
4. Minum kopi secukupnya
European Food Safety Authority menyatakan batas aman konsumsi kafein bagi orang dewasa tanpa riwayat penyakit tertentu adalah sekitar 400 mg sehari. Jumlah ini setara dengan 4 cangkir kopi.
Tentunya saat Anda memiliki riwayat penyakit lainnya, seperti asam urat, anjuran ini dapat berubah. Anda sebaiknya mengonsultasikan kondisi Anda dengan dokter dan membatasi konsumsi kopi 1-2 cangkir sehari sebelum mendapat keterangan lebih lanjut.
5. Komsumsi buah yang memiliki antioksidan tinggi
Banyak sekali makanan yang kaya akan antioksidan, salah satu yang kerap menjadi rekomendasi adalah buah-buahan.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat atau bahkan mencegah kerusakan sel-sel dalam tubuh. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, antioksidan dapat membantu melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas.
Penumpukan radikal bebas di dalam tubuh dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis. Diantaranya buah yang memiliki antioksidan tinggi seperti, bluberry, bit, raspberry, strawberri, anggur, plum dan lain sebagainya.
6. Menghindari obesitas
Obesitas atau kegemukan merupakan kondisi di mana persentase lemak tubuh berada di atas normal. Masalah kesehatan ini biasanya dipengaruhi oleh gaya hidup sehari-hari, seperti kurang aktivitas fisik, kurang tidur, hingga pola makan tidak sehat.
Ternyata, masalah obesitas tidak secara langsung meningkatkan risiko terjadinya penyakit asam urat. Namun, keduanya memang memiliki keterkaitan yang terjadi, karena proses yang disebut sindrom metabolik. Pasalnya, sindrom ini benar-benar memberikan pengaruh yang signifikan kepada pengidap obesitas. Inilah yang mendasari atau menjadi pemicu dari terjadinya asam urat pada orang-orang dengan kondisi berat badan berlebih.
Sindrom metabolik sendiri merupakan kondisi yang terjadi pada tubuh yang ditandai dengan terjadinya kelebihan berat badan serta masalah pada tekanan darah, kadar gula dalam darah, juga kadar lemak di dalam tubuh. Kebiasaan tidak sehat, seperti merokok, malas berolahraga, dan konsumsi alkohol dalam jumlah berlebih disinyalir menjadi pemicu utama terjadinya masalah sindrom metabolik ini.