BOJONEGORO, Tugujatim.id – Sebanyak 88 pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Taman Bengawan Solo (TBS) Bojonegoro tergusur karena upaya penertiban dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Rabu (29/9/2021). Menanggapi hal itu, para pedagang pun mengeluh kesulitan mencari lokasi baru hingga minimnya penghasilan untuk kehidupan sehari-hari.
Hal itulah yang dirasakan Sholikah, pemilik warung kopi yang terpaksa harus mencari lokasi lain untuk berjualan.
“Kami (pedagang kaki lima, red) diusir dari tempat jualan yang sebelumnya. Sekarang saya harus mencari tempat lain buat berjualan,” ujarnya kepada Tugu Jatim, Jumat (01/10/2021).
Menurut dia, penggusuran telah dilakukan sejak Rabu siang (29/09/2021) dengan menggunakan alat berat. Dia mengaku tidak bisa berbuat banyak dan mempertahankan tempatnya berjualan sehingga memilih untuk mencari tempat berjualan sementara.
“Ya gini, mbak. Kalau sekarang saya terpaksa berjualan di pinggir jalan seperti ini, mau gimana lagi. Namanya juga nyari rezeki,” ungkapnya.
Selain kebingungan mencari lokasi berjualan, Sholikah juga mengeluhkan pembeli yang sebelumnya sudah tahu lokasi dia berjualan, kini harus mencari pelanggan baru lagi.
“Kalau tempat yang dulu kan sudah punya banyak pelanggan, mereka sudah tahu. Kalau sekarang harus cari pelanggan baru lagi,” sahutnya.
Penggusuran saat ini bukan kali pertama terjadi. Dia mengaku sebelumnya sudah pernah berjualan di sebelah barat, kemudian berpindah di TBS disebabkan penggusuran. Dan kali ini harus merelakan kembali tempatnya berjualan digusur.
“Katanya nanti mau dikasih tempat di Banjarejo, tapi ya sama saja seperti ini, emperan di pinggir jalan tidak ada bangunan atau stannya,” ujar Sholikah.
Sementara jika dia tidak berjualan, Sholikah harus membiayai hidup sehari-hari, bahkan untuk membayar utang.
“Saya punya utang dan belum bisa bayar. Buat makan saja kesulitan, apalagi untuk membayar utang,” keluhnya.
Sementara itu, kekecewaan juga dirasakan Siyok, pemilik toko kain Dewa-Dewi, ini merasa kasihan karena rakyat kecil selalu menjadi korban. Dia mengatakan, pedagang kaki lima (PKL) yang selalu mendapat gusuran dan harus berpindah-pindah tempat.
“Zamannya PKL di alun-alun dipindah di Jalan Mastrip, dipindah lagi di Jalan Jaksa Agung, dan kabarnya mau dipindah lagi di Jalan Hayam Uruk,” jelasnya.
Siyok yang juga pernah menjadi PKL tersebut mengungkapkan keprihatinanya. Dia menjelaskan untuk mencari rezeki bagi pedagang tidaklah mudah, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal tersebut dikarenakan pedagang yang menempati tempat baru harus kembali mencari pelanggan baru.
“Mereka (PKL) punya utang sama saya, tapi sudah saya biarkan. Karena seperti ini saya kasihan melihat mereka terus digusur dan digusur. Bagi saya ini kepemimpinan yang paling buruk,” tegasnya.
Dinas Perdagangan Bojonegoro Siapkan PKL Tempat Baru
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Bojonegoro, Sukaemi mengatakan, penertiban bangunan di Taman Bengawan Solo (TBS) sebelumnya sudah dilakukan rapat bersama OPD terkait maupun pedagang TBS yang bersangkutan.
“Bulan Juni dan September 2021 kemarin kami sudah rapat bersama OPD terkait dan juga pedagang TBS,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Dari hasil tersebut, Sukaemi menjelaskan, sebanyak 88 pedagang TBS akan difasilitasi pada Pasar Wisata yang selesai di bangun Desember 2021, nantinya di tempat tersebut para pedagang tidak membeli namun hanya menyewa setiap bulan dengan biaya yang menurutnya murah.
Sebelumnya, kata dia, pedagang sudah sepakat menempati TPS pedagang di halaman parkir belakang Pasar Banjarejo.
“Sudah diundi saat itu, namun ada yg ijin tidak menempati karena berjualan di tempat lain,” sambungnya.
Sukaemi menyampaikan, Pemkab Bojonegoro justru ingin menyelamatkan pedagang dikemudian hari, mengingat Tanggul Bengawan Solo akan dikembalikan fungsinya untuk tanggul dan taman.
“Pedagang TBS tidak tercatat sebagai pedagang Pasar Bojonegoro dan tidak membayar kewajiban sewa/retribusi kepada siapapun sehingga perlu mendapat perhatian dari Pemkab Bojonegoro,” jelasnyam
Menurutnya, yang perlu dilayani bukan hanya pedagang TBS namun semua warga masyarakat Bojonegoro dalam hal penataan kota. Sukaemi berharap bisa terwujud tanggul dan taman yg berestetika keindahan, bersih, nyaman dan aman yg dpt dirasakan semua masyarakat Bojonegoro.