Pembelajaran Tatap Muka di Surabaya: Siswa Boleh Masuk asalkan Sudah Vaksin 2 Kali
Gigih Mazda

SURABAYA, Tugujatim.id – Pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah sekian waktu dijalankan selama pandemi Covid-19. Melihat landainya kasus corona di Kota Surabaya dalam beberapa bulan terakhir, ada rencana untuk menggelar pembelajaran tatap muka pada Juni 2021 mendatang untuk semua siswa sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Supomo menanggapi hal tersebut, menegaskan bahwa warga sekolah–termasuk siswa, guru, petugas kebersihan, petugas keamanan–boleh masuk untuk menjalankan pembelajaran tatap muka, asalkan sudah melalui vaksinasi dua tahap.
“Dosis ada yang dua sudah, ada yang belum. Masih dalam proses. Untuk prioritas semua bakal divaksin, termasuk petugas kebersihan dan keamanan. Jadi yang datang ke sekolah sudah vaksin, yang belum gak boleh datang,” terangnya, Kamis (27/05/2021)
Selain itu, untuk target pembelajaran tatap muka bakal dijalankan sekira Juni 2021 mendatang, dalam kondisi warga sekolah sudah menjalankan vaksinasi. Namun, jelas Supomo, tetap perlu melihat cuaca Covid-19 dalam beberapa waktu mendatang.
“Untuk target (pembelajaran tatap muka, red) nanti di awal bulan Juni 2021 itu sudah harus tervaksin semua (warga sekolah, red). Harus segera tatap muka dengan tetap melihat cuaca (Covid-19, red) dari zona yang ada,” sambungnya.
Mengenai kesiapan pihak sekolah dalam menjalankan pembelajaran tatap muka, imbuh Supomo, sudah banyak melakukan pengecekan dan persiapan di beberapa hal. Seperti pembentukan satgas Covid-19, persetujuan dari orang tua atau wali murid, hingga pembentukan SOP pembelajaran tatap muka saat pandemi Covid-19.
“Prokes, sudah. Pembentukan satgas Covid-19 mandiri sekolah, sudah. Meminta persetujuan orang tua, sudah. Semua kesiapan itu sudah dilakukan termasuk sekolah harus bikin SOP pembelajaran tatap muka,” tuturnya.
Untuk pembatasan jumlah siswa yang masuk, ada rencana ditetapkan sekitar 25 persen. Akan tetapi, jelas Supomo, sejauh ini masih 70 persen SD dan SMP yang masih belum memberikan jawaban terkait usulan pembatasan jumlah siswa tersebut. Sehingga pihak Dispendik Surabaya belum bisa menyimpulkan.
“Sejauh ini, 70 persen SD dan SMP belum mengisi. Jadi belum bisa menyimpulkan. Akan kami coba untuk komunikasi lagi dengan wali murid di sekolah. Sehingga ada jawaban. Nanti kalau sudah buka, didahulukan yang sudah mengizinkan. Kalau sudah jalan ya sudah bisa,” pungkasnya.