MALANG, Tugujatim.id – Jelang Pileg 2024, Anggota DPRD Kota Malang Agoes Marhenta memutuskan untuk kembali maju sebagai caleg dari Dapil Kedungkandang PDIP. Kembali nyaleg, dia akan menyuarakan solusi mengatasi masalah kemiskinan ekstrem, angka kemiskinan, banjir, hingga pendidikan di Kota Malang.
Agoes Marhenta mengatakan, PR Kota Malang yaitu mengatasi kemiskinan ekstrem. Dia mengatakan, meski jumlah keluarga yang tercatat dalam kategori miskin ekstrem tidak banyak, tapi harus segera diselesaikan.
Menurut dia, kemiskinan ekstrem bisa berdampak pada citra Kota Malang. Agoes Marhenta melanjutkan, ini menjadi pukulan telak bagi Pemkot Malang. Sebab, Kota Malang masuk klasifikasi sebagai kota metropolitan yang PAD dan APBD-nya tinggi.
“Keluarga yang masuk dalam klasifikasi kemiskinan ekstrem perlu diintervensi pemerintah melalui subsidi senilai UMK Kota Malang,” katanya.
Dia menjelaskan, APBD Kota Malang sangat mungkin dialokasikan untuk mensubsidi pendapatan keluarga klasifikasi kemiskinan ekstrem itu. Sebab, jumlah keluarga yang tercatat klasifikasi kemiskinan ekstrem Kota Malang hanya 5 KK.
Untuk data itu, dia mengatakan, juga sempat disoroti Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat berkunjung ke Kota Malang beberapa waktu lalu.
“Kalau Kota Malang bisa selesaikan polemik kemiskinan ekstrem, maka akan jadi percontohan. Selain itu, akan banyak pemda yang studi banding hingga berdampak positif ke berbagai sektor,” ucapnya.
Selain kemiskinan ekstrem, dia mengatakan, Kota Malang juga masih punya polemik angka kemiskinan. Agoes mengatakan, angka ini masih cukup tinggi.
Karena itu, dia bertekad fokus menekan angka kemiskinan di Kota Malang jika ke depan dirinya terpilih kembali dalam Pileg 2024. Dia mengatakan, solusi tepat menekan angka kemiskinan dengan memetakan keluarga yang masuk di bawah garis kemiskinan.
“Jika terdata, para istri atau anak yang memungkinkan bisa diberikan wadah untuk membantu menambah penghasilan keluarga. Pemerintah harus menyiapkan itu melalui program kursus atau pelatihan kerja. Kalau angka kemiskinan tidak segera ditangani, maka akan jadi persoalan turun temurun,” imbuhnya.
Agoes juga menyuarakan solusi permasalahan banjir di Kota Malang. Dia mengatakan, Kota Malang tidak selayaknya terjadi banjir karena lokasinya berada di dataran tinggi yakni 440 mdpl.
Di wilayah Kedungkandang, banjir ekstrem kerap terjadi seperti di daerah Perumnas Sawojajar. Banjir di daerah itu tidak pernah tertangani meski Kota Malang sudah berganti pimpinan.
“Banjir di Sawojajar harus ditangani dengan serius dan menjadi pilot project. Caranya, dibuatkan biopori, sumur resapan, sudetan, hingga jalan paving jangan diaspal,” bebernya.
Politikus PDIP itu juga menyorot bidang pendidikan. Dia mengatakan, anak-anak di Kedungkandang banyak yang putus sekolah setelah lulus SD atau SMP.
“Maka Pemkot Malang harus serius mencanangkan wajib belajar 12 tahun, baik di daerah kota maupun pinggiran. Ini wajib direalisasikan, kan Kota Malang ini Kota Pendidikan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pendidikan harus menjangkau seluruh anak di Kota Malang tanpa memandang bulu. Jika anak Kota Malang memiliki ijazah minimal SMA/SMK, maka prospek karirnya di pekerjaan bisa lebih baik.
Dia mengatakan, empat persoalan di Kota Malang itu telah menjadi program unggulan Agoes Marhenta sebagai caleg DPRD Kota Malang Dapil Kedungkandang di Pileg 2024.
Profil Agoes Marhenta
Agoes Marhenta kini duduk di kursi DPRD Kota Malang memiliki rekam jejak yang baik dan berperan dalam pembangunan Kota Malang. Salah satunya soal pembangunan kawasan Kayutangan Heritage.
Saat berada di Komisi C DPRD Kota Malang, dialah salah satu tokoh yang mendorong penuntasan pembangunan kawasan Kayutangan Heritage. Dia memberikan gagasan pembangunan Kayutangan zona 3.
Saat itu pembangunan kawasan Kayutangan Heritage zona 1 dan zona 2 bisa direalisasikan setelah mendapatkan gelontoran dana dari APBN sebesar Rp23 miliar. Tantangannya, Kota Malang harus melanjutkan pembangunan di zona 3 melalui APBD Kota Malang dengan anggaran Rp6 miliar.
Mantan Konsultan KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) itu juga mendorong Pemkot Malang untuk merealisasikan lanjutan pembangunan Kayutangan zona 3. Kawasan Kayutangan kini menjelma menjadi wisata baru di jantung kota, bahkan menjadi ikon baru di Kota Malang.
“Alhamdulillah, Kayutangan saat ini telah berperan menaikkan PAD Kota Malang karena menjadi destinasi dan ikon baru di Kota Malang. Memang Kota Malang tidak punya tempat wisata, jadi ini cukup potensial untuk menyedot wisatawan dari penjuru tanah air,” kata Agoes yang kini berada di Komisi B DPRD Kota Malang. (adv)
Writer: M. Sholeh
Editor: Dwi Lindawati