SURABAYA, Tugujatim.id – Dinas Industri dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur (Disperindag Jatim) mengungkapkan penyebab kelangkaan beras di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Jatim. Sebenarnya apakah penyebabnya?
Harga beras di beberapa wilayah mengalami kenaikan hingga seharga Rp14.500-Rp17.500 tergantung merk dan kualitasnya. Seperti di Surabaya, Sidoarjo, Probolinggo, dan Sumenep.
Kepala Disperindag Jatim Drajat Irawan mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kelangkaan beras.
Pertama, tingginya Gabah Kering Panen (GKP) per Selasa (13/02/2024) mencapai Rp7.430 per kilogram. Angka tersebut lebih tinggi dibanding GKP pada Januari 2024 yakni Rp6.850. Sedangkan harga pokok pembelian (HPP) Rp5 ribu per kilogram.
“Dari data tersebut dari 24 Januari itu ada kecenderungan naik di setiap hari dengan kenaikan harga beras medium sampai hari ini sebesar Rp252 atau dari Rp11.351 per kilogram menjadi Rp11.603 per kilogram di beras premium,” kata Irawan.
Seperti diberitakan sebelumnya, untuk mengatasi kelangkaan beras ini, Disperindag Jatim dan Bulog akan menggelontorkan 34 ton beras untuk 3,4 juta penerima di Jawa Timur dengan masing-masing 10 kilogram mulai Kamis (15/02/2024).
Stok beras Bulog yang diklaim masih aman yakni 200.000 ton juga akan didistribusikan kepada masyarakat melalui gelar pasar murah.
“Sekiranya nanti kalau beras komersial Bulog digelontorkan mulai hari ini, mungkin 1-2 hari ke depan itu diharapkan bisa membantu menstabilkan harga,” jelasnya.
Pihaknya juga belum mengetahui secara pasti terkait penurunan harga beras hingga relatif stabil. Namun, dia berharap hal itu bisa terjadi sebelum Ramadan dan Idulfitri.
“Kami tidak ada batas waktu, jadi terus dilaksanakan (pengendalian harga). Jadi, terus upayakan sampai stabil. Apabila jelang Ramadan, Idufitri. Kami terus upayakan,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati