SURABAYA, Tugujatim.id – Membahas soal merebaknya varian baru virus Covid-19, membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya perlu memiliki dan melakukan antisipasi. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, jumlah bed occupancy ratio (BOR) di Surabaya masih tersedia banyak. Hal itu sebagai upaya antisipasi yang telah disiapkan.
Eri menegaskan, rumah sakit (RS) di Surabaya banyak yang masuk dalam kategori RS penyangga yang dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Hal itu, Eri menambahkan, membuat BOR di RS Surabaya tampak penuh. Padahal, masih tersedia banyak di RS itu sendiri.
“Sebenarnya di Surabaya kalau BOR-nya itu masih jauh. Tapi, gara-gara RS di Surabaya ini kan RS penyangganya ada di Unair, RS Soetomo, PHC, dan RS Haji. Nah, RS penyangga ini dikelola provinsi,” terangnya Kamis (17/06/2021).
“Karena mau tidak mau, Surabaya sebagai ibu kota provinsi, yang sakit dibawa ke sini semua. Seakan Surabaya ini BOR-nya rendah,” imbuhnya.
Selain itu, RS seperti Husada Utama yang tidak termasuk dalam kategori RS penyangga bersama Pemprov Jatim, masih memiliki BOR yang terhitung aman.
“Memang RS penyangga BOR-nya penuh. Tapi, RS Surabaya seperti Husada Utama masih banyak BOR-nya. Kan dihitung secara global,” imbuhnya.
“Karena itu, tadi Bu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa, red) menyampaikan RS isolasi. Untuk mengantisipasi ini, baik BOR ICU maupun BOR TT untuk perawatan,” jelasnya.
Di sisi lain, dalam kesempatan itu Eri kembali mengingatkan warga Kota Surabaya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5M, yakni mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, mengurangi kerumunan, dan mencegah tingginya mobilitas.
“Jadi, kita kembali lagi ke 5M. Saya minta tolong seluruh warga untuk perketat prokes,” ujarnya.