BATU, Tugujatim.id – Vila Bima Shakti yang berdiri kokoh di kawasan Taman Rekreasi Selecta, Kota Batu ini telah meninggalkan jejak perjalanan kemerdekaan Indonesia. Ikon Selecta ini bahkan juga telah ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya Kota Batu.
Bangunan yang didominasi dengan warna putih dan hitam ini tampak megah dan kokoh. Lantai dasar diwarnai ornamen bebatuan dan tampak ada garasi yang tertutup rapat. Tepat di atas pintu garasi, tertulis nama Bima Shakti berwarna emas.
Memasuki lantai 2, pengunjung akan disambut oleh potret Ir Sukarno yang terpajang didinding ruang tamu. Di ruang ini pengunjung bisa duduk bersantai sembari menikmati pemandangan alam dibalik kaca jendela yang luas.
Saat mengintip kamar, dua bed putih dengan hiasan ukiran kayu tampak nyaman untuk disinggahi. Memasuki ruangan lebih dalam, akan ada perabotan klasik menghiasi lemari kaca.

Di samping kamar ada ruang makan yang juga dapat digunakan sebagai ruang pertemuan. Berjejer meja kayu dengan ukiran indah sengaja dipertahankan keberadaannya sejak pendirian vila tersebut.
Kesejukan udara di tengah pedesaan yang damai membuat vila ini menjadi pilihan tepat untuk menenangkan batin. Di vila yang dulunya bernama De Brandarice ini, konon Bung Karno pernah singgah untuk perenungan dalam menyusun strategi kemerdekaan Indonesia.
Tanpa pengawalan dan hanya seorang diri, Bung Karno menginap layaknya tamu biasa di tahun 1942. Kala itu Indonesia, termasuk Kota Batu tengah dikuasai Jepang usai sebelumnya dijajah Belanda. Sehingga dengan berbagai cara, kedatangannya juga telah dirahasiakan dari pasukan Jepang.
Dari informasi yang dihimpun, tak banyak pergerakan yang dilakukan Bung Karno kala itu. Sesekali Bung Karno berjalan kaki berkeliling desa sekedar bertegur sapa dan berbincang ringan dengan warga setempat. Selain itu, Bung Karno juga mengamati kondisi kehidupan masyarakat di sana.
“Saat di kamar, Bung Karno sering tampak duduk dibalik kaca jendela memandangi desa desa. Seolah sedang meratapi kondisi rakyat yang kala itu belum merdeka,” ujar Andik Krisdianto, Supervisor Marketing Selecta.

Usai merdeka, Bung Karno juga menyempatkan diri ke Kota Batu bersama ibundanya, anak pertamanya dan beberapa pejabat pemerintahan. Kala itu tepatnya pada tahun 1946, Bung Karno menyosialisasikan salah satu programnya usai kemerdekaan.
“Beliau ke sini bersosialisasi ke kampung kampung. Sempat ke vila ini lagi tapi tidak sampai bermalam, hanya transit saja,” ungkapnya.
Dalam kunjungannya, Bung Karno juga mengusulkan penggantian nama vila yang dibangun Belanda itu. Vila De Brandarice kemudian oleh Bung Karno diberi nama Bima Shakti. Dalam tokoh pewayangan, Bima Shakti digambarkan sebagai sosok pemberani, kuat dan bijaksana.
Bung Karno juga meninggalkan pesan tertulis dalam selembar kertas yang dia tinggalkan didalam kamar vila.
“Bangunlah Selecta dengan kemampuan sendiri, dengan hasil jerih payah sendiri,” ucapnya melafalkan pesan Bung Karno.
Pesan tersebut kini juga dijadikan koleksi yang kian menambah kental suasana jejak Bung Karno divila ini. Pengelola juga tak banyak mengubah isi dalam vila itu, bahkan mempertahankan semua perlengkapannya. Penambahan potret potret Bung Karno yang terpajang di dinding vila seolah mampu mengobati kerinduan pada sosok singa podium itu.