SURABAYA, Tugujatim.id – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya kembali dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan “Examinitation for Japanese University” (EJU). Ini merupakan implementasi kerja sama dengan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya dan “International Multicultural” (I’Mc) Center.
Bertempat di Gedung Graha Prof Dr H Roeslan Abdulgani Untag Surabaya lantai 3, EJU digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan physical distancing. Diikuti 52 peserta dari Indonesia, 4 orang berasal dari Jepang hadir untuk mengikuti seleksi yang diadakan dua kali dalam setahun oleh Pemerintah Jepang ini.
Ketua Prodi Sastra Jepang Untag Surabaya Dra Endang Poerbowati MPd menuturkan, selain pemilihan Untag Surabaya sebagai tuan rumah, ini merupakan rekomendasi dari Konjen Jepang, Untag Surabaya juga menerapkan seleksi ujian ini dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat, salah satunya dengan membatasi peserta ujian di kelas.
“(Untuk EJU, red) sudah sejak tahun lalu, ini kali kedua. Pada November 2020, digelar offline juga dan kali ini dibatasi 16 orang tiap ruang ujian,” terangnya Kamis (24/06/2021).
Pelaksanaan EJU, Endang melanjutkan, merupakan upaya untuk mempersiapkan para siswa memasuki dunia pendidikan tinggi. Nantinya, Endang menerangkan, berupa sertifikat yang berisi penentu dapat memasuki kampus mana di Jepang.
“Jadi, berupa sertifikat untuk penilaian nantinya bisa masuk atau diterima di universitas Jepang yang mana. Tidak tertulis lulus atau tidak lulus, tapi penentu bisa masuk universitas mana saja,” paparnya.
Seluruh rangkaian ujian dijaga langsung Konsul Muda Jepang Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Tsumura Moe. Dia mengaku bersyukur atas penyelenggaran EJU karena merupakan pengalaman pertamanya bertugas sebagai Konsul Muda.
“Terlaksana dengan baik. Saya masih tahap belajar karena baru datang ke Indonesia,” tegasnya.
Tak hanya Untag Surabaya yang dipilih Konjen Jepang, IM’c Center dipilih langsung oleh Pemerintah Jepang. Hal itu dilakukan agar antara kedua negara dapat saling memahami kebudayaan yang ada.
“Melalui kerja sama antara Konjen Jepang dengan Untag Surabaya, kami ingin terus meningkatkan hubungan antara Indonesia-Jepang, khususnya di bidang pertukaran pemuda supaya mereka memahami budaya Jepang,” harapnya.
Di sisi lain, Founder I’Mc Center Prof Dr Djodjok Soepardjo menyebutkan, EJU tak hanya digelar di Surabaya, ada juga yang di Bali dan Jogjakarta.
“Jadi dilaksanakan serentak. Kalau untuk Indonesia barat, ada di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, yang dari timur ke Surabaya. Ini ada yang dari Bali dan Jogja,” jelasnya.
“Yang dinilai kemampuan basis pelajar yang mau ke Jepang. Misalnya bidang sains, maka yang dinilai berhubungan dengan matematika. Kalau sosial dinilai Japan & the World. Ada 90% universitas di Jepang menggunakan sertifikat EJU, jadi merupakan basic knowledge yang harus dikuasai,” ujarnya.