Cara Mengatasi dan Memutus Mata Rantai Sandwich Generation

Gigih Mazda

Pendidikan

Ilustrasi individu tertekan karena menjadi bagian dari generasi sandwich atau sandwich generation. (Foto: Pixabay)
Ilustrasi individu tertekan karena menjadi bagian dari generasi sandwich atau sandwich generation. (Foto: Pixabay)

SURABAYA, Tugujatim.id – Sandwich generation merupakan istilah yang dipakai untuk menjelaskan situasi ‘terhimpit’ secara kewajiban hidup pada dua generasi. Yakni generasi atas dan generasi bawah.

Situasi tersebut amat potensial membuat subjek yang terhimpit menjadi stres, tertekan, depresi dan mengarah ke kesehatan mental hingga kejiwaan personalnya.

Untuk mengatasi dan menutus situasi ‘terhimpit’ itu, Nurul Hidayati MPsi Psikolog selaku Psikolog Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) dan pegiat akademisi sebagai Dosen Fakultas Psikologi di Universitas 45 Surabaya berupaya memaparkan melalui perspektif psikologi.

Mengajarkan Kemandirian pada Anak-Anak dan Pemahaman ‘Care-giving’ untuk Kakek-Neneknya

Nurul menyebut bahwa perlu adanya keterlibatan dari berbagai pihak agar situasi semacam itu lebih ‘balanece’ dan tidak memberatkan salah satu pihak saja. Seperti, jelas Nurul, mengajarkan anak-anak terkait kemandirian dan kedewasaan dalam ‘care-giving‘ pada generasi di atasnya.

“Mau nggak mau, semua pihak harus kita libatkan, ya. Supaya lebih ‘balance’ dan berkurang tekanan dan ketidaknyamanan. Anak-anak kita ajarkan, kita dampingi, kita pahamkan untuk lebih mandiri. Bahkan untuk ambil bagian dalam ‘care-giving‘ terhadap kakek-neneknya,” terangnya, Jumat (25/06/2021).

Perlu Terbuka, Saling Support, Memahami dan Membantu Satu Sama Lain

Di sisi lain, Nurul menegaskan bahwa perlunya kesehatan komunikasi dan ekspresi bantuan nyata di kehidupan sehari-hari. Karena hal itu, jelas Nurul, dalam membawa suasana nyaman dan empatik di dalam keluarga.

Apabika tidak melakukan hal tersebut, imbuh Nurul, situasi rumah dan keluarga bakal menjadi tertekan, stress, dan tidak ideal dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Sehingga amat berbahaya bila tidak memoles komunikasi dengan baik.

“Ekspresi kasih sayang, bukan hanya ungkapan hati dan kata-kata, namun terekspresikan dalam bantuan dan tindakan nyata keseharian. Komunikasi dalam keluarga perlu diperhatikan betul. Harus terbuka, lancar, empatik, saling memahami, saling support. Karena kalau tidak demikian, rumah bisa jadi amat ‘stress’. Amat nggak nyaman,” bebernya.

Sisihkan Waktu untuk Rehat, Rekreasi, Olahraga atau Mengerjakan Hobi

Di samping itu juga perlu upaya untuk manajemen emosi dengan baik. Nurul memaparkan dengan cara melakukan hobi mingguan, rekreasi, olahraga, atau istirahat terlebih dahulu dari situasi yang membuat tertekan. Hal itu, jelas Nurul, dapat dipakai untuk manajemen emosi.

“Perlu meluangkan waktu untuk ‘recharge’ energi, melakukan kegiatan ‘self-care’, melakukan olahraga, rekreasi, hobi juga perlu disempatkan. Sehingga emosi termanajemen dengan baik. Kalau diperlukan, jangan ragu untuk mencari ‘support-group’, dan bantuan,” bebernya.

“Misalnya dari saudara, tetangga atau lembaga profesional penyedia jasa layanan terkait lansia. Ada yang dalam waktu panjang, singkat atau bahkan harian. Upaya pencegahan juga bisa kita lakukan,” imbuhnya.

Menjaga Keseimbangan Hidup, Kesehatan dan Asuransi untuk Hari Tua

Menjaga kesehatan hidup dan ‘balance‘ diperlukan agar diri secara personal dapat terjaga dengan baik. Nurul menegaskan perlu juga menyiapkan asuransi, agar anak-anak nanti tidak terjebak dalam ‘sandwich generation’ berkelanjutan.

“Dengan menjaga kesehatan kita sebaik-baiknya, rajin olahraga, memperhatikan asupan makanan dan pikiran, memanajemen emosi dengan baik, menjaga irama hidup yang sehat dan ‘balance’, memiliki asuransi kesehatan, dan sebagainya. Dengan harapan, ketika tiba saatnya kita jadi lansia, nggak membuat anak-anak dalam posisi ‘sandwich generation’,” jelasnya.

Kendati Sudah Diantisipasi, Kadang Masih Terjadi ‘Sandwich Generation’

Kegiatan semacam itu juga bertujuan agar diri secara personal tidak memberatkan anak-anak atau orang tua kita. Nurul memaparkan bahwa kendati hal itu sudah diantisipasi, kadang masih saja ada yang terjebak dalam ‘sandwich generation‘, karena situasi itu sudah ada di dalam budaya bangsa Indonesia.

“Namun, tentu saja, kadang hal tersebut bisa terjadi meski kita telah mengantisipasi dan mencegah. Budaya kita yang suka berkumpul rame-rame dalam satu atap, misalnya. Atau anak-anak juga menginginkan memperoleh kebaikan atau pahala dengan merawat orang tuanya, dan sebagainya,” pungkasnya.

Mengenal Apa Itu Sandwich Generation dan Faktor Penyebab Kemunculannya

Popular Post

Gus Fawait.

Gus Fawait Resmi Teken SK Honorer PPPK Tahap 1 dan Libur Guru, Utamakan Kesejahteraan Tenaga Kerja

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Bupati Jember Muhammad Fawait (Gus Fawait) menandatangani dua kebijakan vital, yaitu terkait SK honorer PPPK yang lolos ...

Keunggulan iPhone 17.

8 Keunggulan iPhone 17 Siap Jadi Primadona Dibanding Seri iPhone 16: Lebih Canggih, Lebih Kuat, dan Lebih Tipis!

Dwi Linda

Tugujatim.id – Apple kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui iPhone 17 yang diklaim memiliki banyak peningkatan dibandingkan seri sebelumnya. Dengan berbagai ...

barito renewables energy dok bni sekuritas 169 ezgif.com png to webp converter

Saham BREN, Kinerja, Prospek, dan Analisis Mendalam

ilmi habibi

Tugujatim.id – Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi salah satu emiten yang menarik perhatian investor di Bursa Efek ...

Pembuangan limbah tambak.

DPRD Jember dan OPD Sidak Gabungan, Serius Tangani Keluhan Warga soal Pembuangan Limbah Tambak

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Menanggapi aksi unjuk rasa warga beberapa waktu lalu, DPRD Jember menggelar sidak bersama beberapa organisasi perangkat daerah ...

Puting beliung di Jember.

Angin Puting Beliung di Jember Rusak Rumah Warga Desa Jambearum, Dua Dusun Terdampak!

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Angin puting beliung di Jember, Jawa Timur, terjadi pada Jumat (28/02/2025). Akibatnya, sejumlah rumah warga di Desa ...

KAI

12 Ribu Pelanggan Kereta Api Manfaatkan Awal Ramadan ‘Munggahan’ di Kampung Halaman

Darmadi Sasongko

MALANG, Tugujatim.id – Volume Pelanggan Kereta Api di Stasiun Malang periode Jumat (28/2) hingga Minggu (2/3) total sebanyak 12.028 orang ...