JEMBER, Tugujatim.id – Guru Sekolah Dasar (SD) Unggulan Nurul Huda Planglangan, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, mengajak siswa-siswi belajar sejarah aksara di Museum Huruf Jember.
Wali Kelas 6 SD Unggulan Nurul Huda, Nurwatil Hidayah menjelaskan, kunjunganya itu merupakan serangkaian Outing Class atau kegiatan belajar yang dilakukan di luar kelas, melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan tersebut sebagai upaya meningkatkan literasi para pelajar.
“Tujuannya untuk meningkatkan literasi, dengan mengenalkan secara riil atau langsung bentuk-bentuk huruf dan sejarah aksara yang ada di Museum Huruf ini,” ujar Nurwatil, pada Sabtu (26/10/2024).
Pengenalan berbagai macam jenis aksara itu, menurut Nurwatil Hidayah, dapat memberikan pelajar terkait budaya bangsa Indonesia. Sehingga dapat menumbuhkan rasa nasionalisme para pelajar.
Tidak berhenti di situ, selepas berkegiatan di Museum Huruf Jember, para pelajar diberi tugas untuk menulis pengalamannya selama belajar berbagai macam aksara.
“Nantinya, tulisan dari anak-anak itu dibuat semacam kumpulan cerita atau antologi, yang isinya menceritakan pengalaman dari setiap siswa,” kata Nurwatil Hidayah.
Di momen itu juga, untuk melatih mental dan keberanian pelajar, beberapa perwakilan baik putra maupun putri, melakukan sesi wawancara bersama pendiri Museum Huruf. Hal itu dilakukan untuk melatih berpikir kritis (critical thinking) pelajar.
Hasil wawancara tersebut sebagai bahan tulisan siswa. “Nantinya juga digunakan untuk membuat berita dalam bentuk video,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang pelajar bernama Mochamad Nur Robiatanul Fikri mengungkapkan bahwa, kunjungannya ke Museum Huruf memberikan kesan tersendiri. Banyak ilmu-ilmu baru yang didapatkan, khususnya terkait huruf.
“Saya kira huruf pertama itu huruf Arab, ternyata ada huruf-huruf yang belum saya ketahui,” jelas Mochamad Nur Robiatanul Fikri.
Sedangkan, siswi yang sempat melakukan wawancara, Aulia Fatiah Muntaz mengaku gugup saat awal melakukan sesi tanya jawab bersama pendiri museum. Namun, setelah beberapa menit berlalu, ia mulai bisa mengolah rasa gugupnya dan menyelesaikan wawancara dengan sejumlah pertanyaan yang dilayangkan.
“Sempat gugup awal-awal, tapi setelah itu udah biasa aja,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Diki Febrianto
Editor: Darmadi Sasongko