MOJOKERTO, Tugujatim.id – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) menjangkiti hewan ternak, khususnya sapi di Kabupaten Mojokerto. Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto mencatat bahwa sapi terjangkit virus PMK tembus hingga 241 kasus.
Data ini berdasarkan screening yang dilakukan sejak 2-29 Desember 2024. Sementara, dari angka 241 ekor tersebut, terdapat 13 ekor hewan mati, 9 ekor harus mengalami potong paksa, serta 219 ekor lainnya mendapat pengobatan.
Penyebaran kasus virus PMK ini terlihat di 15 kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Selain itu, terdapat tiga kecamatan yang masih nihil laporan kasus PMK, yaitu Sooko, Kemlagi, dan Ngoro.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Disperta Kabupaten Mojokerto Tutik Suryaningdyah mengatakan, penyebaran virus PMK bisa terjadi melalui perantara udara maupun benda terkontaminasi. Belakangan, daerah Mojokerto dilanda cuaca ekstrem. Menurut Tutik, hal tersebut berdampak terhadap kesehatan hewan ternak.
“Cuaca ekstrem tersebut membuat hewan mudah stres, daya tahan tubuh juga mudah menurun. Bila daya tahan tubuh menurun, maka mudah terserang penyakit. Hujan juga masih cukup sering terjadi, cahaya matahari kurang, kuman menjadi lebih cepat menyebar,” ungkap Tutik, Jumat (03/01/2025).
Beragam upaya sudah dilakukan guna menekan penyebaran PMK, seperti pemberian obat-obatan terhadap hewan ternak hingga mitigasi penyebaran. Meski demikian, upaya menekan penyebaran virus PMK juga membutuhkan peran aktif peternak sendiri. Seperti menjaga kebersihan kandang maupun pemberian nutrisi atau makanan yang baik.
Terpisah, peternak sapi asal Cendoro, Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, yakni Nurul mengaku dirinya khawatir bila wabah PMK tak kunjung usai.
“Waswas juga. Kemarin-kemarin hilang (wabah PMK). Ternyata kok datang lagi,” terang Nurul yang mengaku mempunyai dua ekor sapi ini.
Nurul berharap wabah PMK cepat usai supaya peternak tidak merugi. Selain itu, wanita berusia 49 tahun ini juga lebih meningkatkan kesadaran akan kebersihan kandangnya.
“Semoga cepat selesai. Kasihan kami para peternak,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati