MALANG, Tugujatim.id – Sebanyak 74 ribu warga Kabupaten Malang tercatat belum memiliki akses sanitasi atau fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Angka 74 ribu warga tersebut tersebar di 240 desa di Kabupaten Malang.
Tentu hal ini harus menjadi perhatian pemerintah karena akses sanitasi yang tidak terpenuhi dapat menimbulkan penyakit mulai diare, kulit, kolera, hepatitis, bahkan bisa berujung pada stunting.
Kepala Badan Perancangan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang Tomie Herawanto menuturkan, beberapa wilayah di Kabupaten Malang tengah menjadi prioritas perhatian lantaran akses sanitasinya belum terpenuhi.
“Di Kabupaten Malang, beberapa wilayah masih menjadi perhatian karena masalah itu masih belum terpenuhi. Juga masih ada kebiasaan warga yang membuang air besar di sungai,” ujarnya.
Dia mengatakan, tidak penting menghitung jumlah masyarakat yang tak memiliki akses sanitasi. Karena lebih efektif jika perilaku kebiasaan buang air besar di sungai tersebut diubah ke tempat yang selayaknya sehingga lebih sehat.
“Jadi, tidak penting berapa jumlah yang tak punya MCK, tapi yang tidak kalah penting adalah bagaimana bisa mengubah perilaku tersebut. Mungkin dia sudah punya MCK, tapi kebiasaan perilakunya, ini menjadi perhatian kami,” paparnya.
Akses sanitasi menjadi kebutuhan dasar yang sangat penting untuk dipenuhi. Menurut dia, kemampuan pemenuhan akses sanitasi juga dapat menjadi indikator kemiskinan.
“MCK menjadi bagian, ukuran atau indikator dari kemiskinan. Jadi, kalau orang atau keluarga belum memiliki MCK, maka dia masuk kategori orang miskin,” ucapnya.