BOGOR, Tugujatim.id – Dalam rangka menyambut member baru, Garuda Literasi menyelenggarakan webinar dengan mengusung tema “Berliterasi dan Melebarkan Zona Nyaman” pada Sabtu (21/08/2021). Webinar kali ini sangat istimewa karena menghadirkan narasumber andal. Yaitu, Wieke Gur, Founder Bahasa Kita; M. Husni Mubarak Lubis ST MS, Director of Student Affairs and Alumni Relation Universitas Pertamina; dan Hendro Fujiono, Pembina Pondok Inspirasi.
Dalam sesi ini, Husni Mubarak menyampaikan, bagaimana seseorang dapat menyikapi perubahan. Dia mengatakan, sekarang ini manusia hidup di zaman yang sering disebut sebagai zaman VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity), yaitu zaman yang berubah-ubah.
“Kita ini ibaratnya seperti pohon bambu yang tertiup angin, kesana kemari tapi akarnya tetap kuat. Ke mana pun arah angin, kita ikuti. Artinya apa? Pertama, kita harus punya akar yang kuat dulu, jati diri kita jangan sampai berubah. Jati diri kita sebagai orang Indonesia, sebagai orang yang berbudaya. Tapi, cara atau metodenya harus open mind, mengikuti perkembangan zaman,” ujar Husni.
Also Read
Sebagai anak muda, dia melanjutkan, harus banyak menguasai skill. Dia mencontohkan yaitu skill dalam story telling. Selain itu, anak muda juga harus bisa melihat tren perubahan, dunia berubah ke arah mana, tapi tetap mempertahankan nilai-nilai luhur kita.
Seberat apa pun hidup, kita sendirilah yang menjadi drive diri sendiri. Untuk melakukan sesuatu, kita perlu motivasi yang kuat, jika belum menemukan motivasi, cari. Cara paling mudah untuk mendapatkan motivasi ya harus dipaksa dan dimulai dengan hal-hal yang kecil yang bisa dilakukan. Mulai dari hal kecil, dari diri sendiri, dan mulai konsisten.
Husni pun berbagi tips untuk menghindari diri dari kemageran, yaitu dengan mengombinasi dua pekerjaan menjadi satu. Misalnya membaca sambil duduk, rebahan sambil nonton YouTube yang mendidik, dan menonton film dokumenter.
Dia juga menyebut, salah satu hal yang harus dimiliki anak muda yaitu design thingking, yaitu memikirkan step-by-step sebelum membuat sesuatu. Hal penting dalam membuat karya adalah apa yang membedakan karya kita dengan karya orang lain, nilai tambah atau value apa yang kita usung, dan apa yang masyarakat butuhkan.
“Untuk mendapatkan nilai tambah, seseorang harus tahu tren terbaru,” ujarnya.
Dia melanjutkan, Indonesia akan memasuki bonus demografi, di mana jumlah anak muda akan lebih banyak dari jumlah orang tua. Tapi, dia mengatakan, jika tidak dimanfaatkan dengan baik, maka akan menjadi bumerang seperti meningkatnya kasus kriminal dan kemiskinan.
“Apa yang harus kita lakukan untuk menyambut bonus demografi ini, tentunya lapangan pekerjaan harus tersedia, kreativitas anak muda, memanfaatkan teknologi, dan meningkatkan kemampuan digital generasi muda,” ujar Husni menutup pesan untuk para anak muda.
Garuda Literasi, komunitas penggerak literasi di bawah naungan Pondok Inspirasi, yang dibangun dan digerakkan oleh anak muda, lahir pada 2 Mei 2021. Garuda Literasi (Gardasi) membawa visi sebagai ruang diskusi literasi bagi pemuda yang menanamkan kebiasaan literasi yang berintegritas dan menjunjung kolaborasi yang inklusif. Kolaborasi Garuda Literasi telah bekerja sama dengan Tugu Media Group melalui Pondok Inspirasi dan membangun kolaborasi dengan Bahasa Kita. Saat ini Garuda Literasi memiliki 1.700 anggota yang dibagi ke dalam beberapa minat literasi seperti jurnalistik, design, dan sastra.
*Penulis adalah anggota Pondok Inspirasi.