Angkat Isu Pendidikan, Jurnalis Harus Variatif dalam Investigative Reporting

Dwi Lindawati

NewsPendidikan

Direktur GWPP sekaligus Pemimpin Redaksi (Pemred) Tugu Media Group Nurcholis MA Basyari (kiri) dan mantan Wartawan Media Indonesia Haryo Prasetyo (kanan) dalam Jurnalisme Pendidikan Batch 3 pada Rabu (29/09/2021). (Foto: Mochamad Abdurrochim/Tugu Jatim)
Direktur GWPP sekaligus Pemimpin Redaksi (Pemred) Tugu Media Group Nurcholis MA Basyari (kiri) dan mantan Wartawan Media Indonesia Haryo Prasetyo (kanan) dalam Jurnalisme Pendidikan Batch 3 pada Rabu (29/09/2021). (Foto: Mochamad Abdurrochim/Tugu Jatim)

TUBAN, Tugujatim.id – Program Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 3 terus memberikan materi-materi yang menarik terkait jurnalistik pada Rabu pagi (29/09/2021) secara virtual. Program yang diinisiasi Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) ini membahas soal berita yang lebih mendalam, yakni berita investigasi atau investigative reporting.

Ciri khas penulisan berita investigasi itu melibatkan proses riset dan reportase yang lebih mendalam dibandingkan liputan jurnalistik jenis lainnya. Selain itu, juga ada kegiatan paper trail atau penelusuran dokumen dalam mencari kebenaran dan mendukung hipotesis yang dibangun.

“Investigasi atau penyelidikan serta penelusuran dalam jurnalisme ini diterapkan terhadap kasus yang belum terungkap atau tersembunyi,” ujar mantan Wartawan Media Indonesia Haryo Prasetyo di hadapan peserta FJP saat menjadi narasumber pada Rabu (29/09/2021).

Pelatihan jurnalistik dalam Fellowship Jurnalisme Pendidikan 2021 Batch 3 yang diselenggarakan Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) bekerja sama dengan PT Paragon Technology and Innovation pada Rabu (29/09/2021). (Foto: Mochamad Abdurrochim/Tugu Malang/Tugu Jatim)
Pelatihan jurnalistik dalam Fellowship Jurnalisme Pendidikan 2021 Batch 3 yang diselenggarakan Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) bekerja sama dengan PT Paragon Technology and Innovation pada Rabu (29/09/2021). (Foto: Mochamad Abdurrochim/Tugu Malang/Tugu Jatim)

Dia mengatakan, gaya penulisannya sedikit mirip dengan indepth reporting, hanya di bagian tertentu saja berbeda.

“Kalau indepth reporting tidak ada ada intensi untuk membongkar dugaan penyimpangan, kesalahan, kelemahan, pelanggaran hukum, dan atau kejahatan pihak tertentu, tapi sekadar memperdalam suatu isu,” ujarnya.

Sedangkan investigative reporting, dia menjelaskan, sangat cenderung membuktikan benar dan tidaknya hipotesis tentang adanya dugaan penyimpangan tersebut dengan melakukan pengumpulan fakta empiris yang belum terungkap.

“Sebelum hasil investigative reporting diterbitkan, ada pengujian potensi persoalan hukum yang akan muncul atau lebih dari itu atau tidak,” terangnya.

Narasumber dan peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan 2021 Batch 3 pada Rabu (29/09/2021). (Foto: Mochamad Abdurrochim/Tugu Malang/Tugu Jatim)
Narasumber dan peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan 2021 Batch 3 pada Rabu (29/09/2021). (Foto: Mochamad Abdurrochim/Tugu Malang/Tugu Jatim)

Menurut dia, sebenarnya banyak topik yang bisa dikerjakan dalam isu pendidikan. Dia memberi contoh soal penyimpangan dana bantuan operasional sekolah (BOS), jual beli kursi di sekolah-sekolah favorit, hingga korupsi dana pembangunan gedung dinas pendidikan maupun gedung sekolah.

Selain itu, jurnalis juga bisa membahas soal korupsi dana bantuan untuk kegiatan belajar mengajar selama pandemi, seperti subsidi pulsa yang tidak disalurkan atau diselewengkan, anggaran penyiapan prokes saat dimulainya PTM, pungutan liar kepada siswa di sekolah-sekolah negeri, dan masih banyak yang lainnya.

“Nanti setelah dibekali dengan banyak teknik dan jenis penulisan, terutama soal indepth reporting, feature, maupun lain-lainnya. Kita akan mencoba mengarusutamaknan isu pendidikan. Caranya dengan penulisan berita yang variatif,” ujarnya.

Untuk diketahui, dalam program ini hadir pula Direktur GWPP sekaligus Pemimpin Redaksi (Pemred) Tugu Media Group Nurcholis MA Basyari. Ya, Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 3 yang digagas oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) ini didukung oleh PT Paragon Technology and Innovation. Paragon sendiri adalah brand kosmetik yang menghasilkan produk Wardah, Make Over, Emina, Kahf, dan Putri.

 

Popular Post

Keunggulan iPhone 17.

8 Keunggulan iPhone 17 Siap Jadi Primadona Dibanding Seri iPhone 16: Lebih Canggih, Lebih Kuat, dan Lebih Tipis!

Dwi Linda

Tugujatim.id – Apple kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui iPhone 17 yang diklaim memiliki banyak peningkatan dibandingkan seri sebelumnya. Dengan berbagai ...

Pembuangan limbah tambak.

DPRD Jember dan OPD Sidak Gabungan, Serius Tangani Keluhan Warga soal Pembuangan Limbah Tambak

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Menanggapi aksi unjuk rasa warga beberapa waktu lalu, DPRD Jember menggelar sidak bersama beberapa organisasi perangkat daerah ...

Gus Fawait.

Gus Fawait Resmi Teken SK Honorer PPPK Tahap 1 dan Libur Guru, Utamakan Kesejahteraan Tenaga Kerja

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Bupati Jember Muhammad Fawait (Gus Fawait) menandatangani dua kebijakan vital, yaitu terkait SK honorer PPPK yang lolos ...

barito renewables energy dok bni sekuritas 169 ezgif.com png to webp converter

Saham BREN, Kinerja, Prospek, dan Analisis Mendalam

ilmi habibi

Tugujatim.id – Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi salah satu emiten yang menarik perhatian investor di Bursa Efek ...

Banjir luapan.

16 Pintu Klep Tak Berfungsi Biang Banjir Luapan di Tempuran Mojokerto, Petugas Siaga Pantau lewat Drone

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena bencana banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Hasil asesmen ...

Puting beliung di Jember.

Angin Puting Beliung di Jember Rusak Rumah Warga Desa Jambearum, Dua Dusun Terdampak!

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Angin puting beliung di Jember, Jawa Timur, terjadi pada Jumat (28/02/2025). Akibatnya, sejumlah rumah warga di Desa ...