Malang – Setelah sempat ditunda, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memutuskan untuk membuka rumah sakit lapangan yang dibangun di Politeknik Kesehatan Malang. RS penanganan darurat pasien corona virus desease (COVID-19) ini rencana akan resmi difungsikan dalam 10 hari ke depan.
“RS Lapangan ini akan siap dalam sepuluh hari ke depan. Artinya, bisa segera dipergunakan untuk pasien bergejala ringan hingga sedang, sehingga tidak terjadi penumpukan pasien di rumah sakit, ada relaksasi,” ujar Khofifah saat meninjau kesiapan RS Lapangan di Malang, Sabtu (5/12) sore.
Baca Juga: Revisi Peraturan Wamil, Kini Artis K-Pop Bisa Tunda Keberangkatan
Artinya, jika ada pasien terpapar dengan gejala klinis berat nanti akan diarahkan ke rumah sakit rujukan. Sementara, pasien bergejala klinis ringan hingga sedang akan dirujuk di RS Lapangan. “Kita berharap ini (RS Lapangan) tidak dipakai, tapi memang ini harus disiapkan,” katanya.
Dengan begitu, solusi penumpukan pasien di RS rujukan yang terjadi selama ini bisa teratasi. Apalagi, dalam perawatan ini pasien tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.
”Hanya bawa surat keterangan positif. Kalau belum dapat surat, tentu tidak bisa, karena memang semua ini masuk dalam zona merah. Jadi semua harus berada dalam tatanan,” jelasnya.
Khofifah menambahkan, dari segi alat kesehatan (alkes), RS Lapangan juga sudah mumpuni. Selain fasilitas alkes seperti ruangan isolasi bertekanan negatif (negative pressure), juga disediakan berbagai fasilitas hiburan seperti kafe 24 jam, fasilitas olahraga dan taman. Tidak ada kesan angker sama sekali seperti dikhawatirkan.
Baca Juga: KPU Jatim: Pendistribusian Logistik Pilkada di 19 Kota/Kabupaten Sudah 95 Persen
“Ini indah teman-teman, ada kafe 24 jam ada taman juga biar nanti kalau bosan bisa menenangkan pikiran. Semuanya free (gratis). Fasilitas serupa juga dihadirkan di RS Indrapura Surabaya dan lainnya,” ujarnya.
“Selain itu, untuk olahraga relatif akan dipandu, juga asupan gizi. Karena ditangani ahlinya. Takaran gizi harus presisi. Selain itu harus happy (bahagia) semua akan dimonitor secara detail,” imbuhnya.
Terlepas dari itu, Khofifah menganjurkan pasien terkonfirmasi positif untuk tidak memaksakan diri melakukan isolasi mandiri di rumah. Dari hasil analisa, isolasi mandiri justru memunculkan klaster baru yakni klaster keluarga.
Beberapa bulan lalu, lanjut dia, di Kota Malang mulai muncul klaster keluarga. Hal serupa juga terjadi di Kota Batu dan wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur bahkan di provinsi lain.
”Makanya, tolong jangan isolasi mandiri di rumah. Jangan menambah beban rumah sakit. Isolasi mandiri hari ini mengkhawatirkan. Kalau sama-sama kurang disiplin, bisa jadi klaster dan penularan semakin meluas tak terkendali,” imbaunya.
Baca Juga: Label Syariah Dijadikan Modus Developer Nakal Tipu Konsumen
Sebagai informasi, keberadaan RS Lapangan ini juga berguna untuk membantu penanganan kasus di seluruh kawasan Malang Raya, bahkan juga tidak menutup kemungkinan bagi kota-kota penyangga di sekitar Malang Raya.
Skema awal, rencana RS Lapangan beroperasi pada 28 Oktober 2020. Kesiapan tenaga medis hingga fasilitas RS yang ditempatkan di asrama kebidanan Politeknik Kesehatan Malang ini juga sudah siap. Total ada sebanyak 306 bed disiapkan di rumah sakit darurat ini. (azm/gg)