Oleh: Sinta Amanda, mahasiswa IAI Al Qolam Kabupaten Malang
Tugujatim.id – Marshall McLuhan, pakar komunikasi asal Kanada, menyatakan media adalah pesan itu sendiri. Suatu ungkapan mengagetkan, karena pada umumnya kita masih memahami media itu adalah sebuah alat atau ungkapan mashurnya mass-media off communications. Seperti, televisi, radio, handphone, internet dan lainnya.
Begitupula dengan pesan, kita menggambarkan pesan hanyalah sebuah isi berita ataupun informasi yang menempel atau tersembunyi dibalik setiap media yang digunakan. Tepat di sinilah “polemik” media dan pesan itu menggelayut dalam diskusi-diskusi tentang komunikasi dan bahasa.
Tak sedikit di antara kita yang kurang tepat memahami aforisme “Media is the Message”. Kita barangkali mengasumsikan yang berbeda dengan pendapat McLuhan tentang ungkapan tersebut.
Sebetulnya, “Medium is the Message” mempunyai dua makna penting. Pertama, media atau saluran komunikasi yang menentukan substansi dari proses komunikasi. Kedua, media juga memanipulasi mengenai orang lain, masyarakat bahkan dengan memanfaatkan kesadaran kita dan mengarahkan persepsi kita.
Media dapat membentuk budaya. Hal ini yang disebut dengan teori ekologi media yaitu media dan proses komunikasi memengaruhi persepsi manusia, perasaan, emosi, dan nilai teknologi yang bisa mempengaruhi komunikasi melalui teknologi baru.
Media juga dapat menyatukan manusia di seluruh dunia. Dalam asumsi ini, teori ekologi media menyatakan bahwa setiap peristiwa atau sesuatu hal yang dilakukan di belahan dunia lain, dapat diketahui atau bisa menyebar ke belahan dunia lain.
Akibat dari hal tersebut, McLuhan menyatakan jika manusia saat ini telah hidup di sebuah desa global (global village). Di mana sebuah media seolah menjadi penyatu manusia di dunia menjadi sebuah kesatuan budaya yang besar.
Konsep global village tidak akan ada batasan komunikasi di belahan dunia. Guna untuk saling mengetahui kegiatan satu sama lain, dengan adanya internet. Membuat kita mudah mengetahui berbagai hal yang ingin kita cari. Dan tentunya memudahkan kita untuk berinteraksi dengan siapapun, dimanapun berada.
Di zaman ini, manusia tidak ada yang tidak berkaitan dengan media. Dalam bidang bekerja, menyalurkan hobi, mengirim sebuah informasi, mendapatkan informasi. Semua itu kita kaitkan dengan media.
Sebagai pengguna media yakni manusia. Dapat terpengaruh oleh media jika manusia sudah kecanduan. Ketika manusia sudah kecanduan, secara perlahan pasti akan ada perubahan pada manusia.
Manusia sendiri harus bisa menjadi kendali dari berbagai macam keterkaitan. Melalui media maupun lingkungan sosial. Bagaimana kita harus bisa mengimbangkan antara dunia maya dan nyata itu sama.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari dapat kita ketahui diberbagai bidang dari pembuatan barang dengan alat-alat (mesin) moderen, penyampaian berita melalui alat canggih, penyampaian pesan melalui gambar, video dan tulisan.
Namun, tidak mudah juga sebagai pengguna media apapun itu. Yang harus benar-benar menuangkan pikirannya mengenai hasil kerjanya, karya untuk benda agar terlihat bagus. Karena masing-masing media harus memiliki arti penting dalam sebuah pesan tersebut.
Menurut saya pribadi, media merupakan pesan yang sudah tersampaikan dalam bentuk apapun itu. Bisa diartikan dengan makna atau pesan yang telah disampaikan dari media tersebut.
Dapat dikaitkan pada zaman sekarang jika semua tidak bisa dilakukan tanpa media. Media dapat memberikan manfaat yang baik jika pengguna dapat menggunakan dengan bijak dan benar. Dan dapat menimbulkan kerugian jika pengguna salah dalam meggunakan.
Contoh yang menunjukkan media itu adalah pesan. Misal, mengecas handphone, dari hal tersebut kita bisa mendapat pesan dari media tersebut, yaitu bahwa tanpa dicas, handphoneku bisa mati. Artinya, handphone membutuhkan cas, begitupun cas harus disalurkan ke listrik. Berarti kalau tidak ada listrik cas pun tidak berfungsi.
Seperti itulah media dapat dikatakan sebuah pesan. Semua memiliki makna tersendiri dalam penyampaian pesan yang baik dan bermanfaat. Begitu halnya dengan pengaruh negatif, entah dari apa yang kita lihat maupun yang kita pahami.
Jadi bagaimana agar kita bisa menyaring (memahami), menggunakan media, menyampaikan informasi apapun itu berkaitan dengan media, kita harus bijak dan berhati-hati dalam memahami isi pesan yang terlihat. Karena dalam diri manusia ada kelemahan yang bisa terpengaruh jika kita salah dalam mengartikan.
Dengan teori yang sudah ada, McLuhan menjelaskan kalau kita tidak bisa mengendalikan media pada diri kita sendiri, kita yang akan bisa berubah karena pengaruh media tersebut. Baik tidaknya pengaruh media, tergantung pemahaman yang kita dapatkan dari media.
McLuhan memberikan pesan penting untuk kita sebagai pengguna media. “Jangan sampai kita yang dikendalikan oleh media, tetapi harus kita yang bisa mengendalikan media”. Dalam pesan tersebut dapat kita simpulkan bahwa media itu pesan. Secara garis besar dalam salah pengartian sebuah pesan, dapat merubah apa yang tidak diinginkan terjadi bisa saja akan terjadi.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim