Tugujatim.id – Penusukan massal yang terjadi di 13 lokasi berbeda di Kanada memakan korban 25 orang. Kejadian mengerikan itu terjadi di wilayah yang mayoritas dihuni komunitas adat penduduknya jarang, tepatnya di provinsi Saskatchewan, Kanada, pada hari Minggu (04/09/2022).
Peristiwa itu menimpa komunitas adat James Smith Cree Nation dan sebuah desa di dekat Weldon. The Royal Canadian Mounted Police (RCMP) melaporkan setidaknya 10 orang tewas dan 15 lainnya luka-luka kini berada di rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Sampai saat ini ada 3 korban meninggal telah teridentifikasi, 2 di antaranya suami-istri dengan dua anak dan 1 korban lainnya kakek duda berusia 77 tahun.
Dilansir dari The Guardian, polisi pertama kali mulai menerima laporan penusukan sekitar pukul 05.40 pagi di James Smith Cree Nation. Lalu, laporan serangan tambahan segera menyusul di desa terdekat Weldon, sebelah timur laut Saskatoon. Kedua komunitas tersebut memiliki sedikit penduduk, masing-masing berjumlah 3.400 dan 200 orang.
Tak lama kemudian, polisi mengidentifikasi tersangka sebagai Damien Sanderson (31) dan Myles Sanderson (30), masih menjadi buronan. Kedua tersangka laki-laki ini diketahui memiliki ciri-ciri rambut hitam dan mata coklat.
Mereka terakhir kali terpantau mengendarai mobil Nissan Rogue berwarna hitam dengan plat nomor 119 MPI di ibukota Saskatchewan, Regina, sekitar 320 km selatan dari serangan di kedua lokasi yang telah disebutkan, sekitar jam 11.45 siang. Polisi pun mendesak para buronan untuk menyerahkan diri ke polisi.
“Biar saya perjelas, kami masih mencari tersangka. Kami meminta warga di Saskatchewan dan provinsi tetangga kami untuk waspada,” ujar Rhonda Blackmore, Asisten Komisaris dan Komandan Saskatchewan RCMP seperti dikutip dari CTV News.
Masih belum jelas apa motif dibalik penyerangan keji yang dilakukan 2 tersangka tersebut. Namun diketahui, beberapa korban nampaknya menjadi sasaran sedangkan yang lain diserang secara acak.
Selain itu, peringatan orang berbahaya dan serangan itu telah disebarkan ke sekitar James Smith Cree Nation, Weldon, lalu diperluas hingga Regina, Alberta, dan Manitoba pada hari Minggu, (04/09/2022).
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, merilis pernyataan resmi melalui website resmi pemerintah. Ia menyebut peristiwa ini sangat tragis dan mengejutkan.
“Saya terkejut dan hancur oleh serangan mengerikan hari ini di James Smith Cree Nation dan Weldon, Saskatchewan, yang merenggut nyawa 10 orang dan melukai lebih banyak lagi,” ujar sang perdana menteri tentang serangan penusukan pada hari Minggu, (04/09/2022).
Kemudian, Justin Trudeau turut berbelasungkawa, mengeluarkan peringatan agar selalu waspada dan langsung menghubungi polisi jika sesuatu menemukan informasi tentang 2 tersangka buronan. Ia juga berkata tersangka akan diadili sepenuhnya jika tertangkap nanti.
“Sebagai orang Kanada, kami berduka dengan semua orang yang terkena dampak kekerasan tragis ini, dan dengan orang-orang Saskatchewan. Kami juga berharap pemulihan penuh dan cepat bagi mereka yang terluka,” ujar Justin Trudeau.
Penusukan yang terjadi di Saskatchewan kemarin (04/09/2022) adalah salah satu pembunuhan massal paling tragis dalam sejarah Kanada. Dilansir dari BBC sebelumnya, pembunuhan massal seperti ini pernah terjadi di Kanada yaitu pada April 2018 dan April 2020.
Pada tahun 2018, seorang pria bernama Alek Minassian dengan sengaja menabrakkan sebuah van ke pejalan kaki di Toronto. Ia telah menewaskan 10 orang diantaranya nenek berusia 80 tahun, ibu tunggal berusia 45 tahun, dan seorang mahasiswa dari Korea Selatan berumur 22 tahun. Motifnya membunuh semata-mata karena terinspirasi dari gerakan misoginis “incel” dan ingin membunuh orang sebanyak mungkin.
Dua tahun kemudian, seorang pria bersenjata bernama Gabriel Wortman menyamar sebagai petugas polisi dan menembak sejumlah orang tak bersalah di Nova Scotia, Kanada.
Setidaknya 22 orang tewas, termasuk seorang wanita hamil, seorang guru SD, seorang remaja berusia 17 tahun, dan seorang polisi. Motifnya membunuh adalah karena ia telah lama terobsesi ingin menjadi polisi.