MALANG, Tugujatim.id – Peristiwa truk molen ambles saat pengerjaan gorong-gorong pada Senin (24/10/2022), membuat warga Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, mengeluh karena terdampak hingga menimbulkan kemacetan. Apalagi jalan-jalan kampung di rumah warga rusak karena tidak bisa menahan beban truk molen.
Akibat truk molen ambles, akses jalan rusak dan kanopi rumah warga pesok terbentur bodi alat berat itu.
“Truk molen ambles itu terjadi waktu Magrib. Suaranya seperti suara bom atau petir, duarrr gitu,” kata Sri Hartono, pemilik rumah, Rabu (26/10/2022).
Dia mengaku heran bagaimana bisa alat berat itu bisa menggunakan akses jalan kampung di Kelurahan Pisang Candi. Sebab, titik pembangunan itu lebih dekat melalui Jalan Terusan Dieng.
“Seharusnya kan bisa lewat jalan raya (Jalan Terusan Dieng) itu. Lewat itu dekat lho, gak sampai 25 meter. Kenapa lewat jalan kampung,” ujarnya.
Menurut dia, truk moleh melewati jalan kampung hingga 5 kali dalam sehari.
“Setahu saya, truk molen itu sehari sampai 5 kali lewat sini, pagi ada, siang, malam ada. Memang ada pembangunan. Tapi masak jalan kampung dipakai akses alat berat,” imbuhnya.
Sri Hartono mengatakan, sempat terjadi adu mulut antara pihak warga dan kontraktor saat insiden truk molen ambles itu terjadi. Dia mengaku heran kepada pihak kontraktor pembangunan yang justru tampak angkuh saat ditegur.
“Sopirnya bilang sudah hati-hati, tapi dia saat ditegur angkuh. Sebenarnya kalau minta maaf dulu, selesai permasalahannya,” katanya.
Dia mengatakan, truk molen itu tampak memuat adonan cor. Menurut dia, saat truk itu ambles, muatannya hendak dipindah ke truk molen lain. Namun, pemindahan itu tidak bisa dilakukan. Truk itu kemudian bisa dievakuasi dengan bantuan warga.
Hingga akhirnya, pihak kontraktor meminta maaf kepada warga. Pihak kontraktor juga telah memperbaiki jalan kampung yang ambles dengan mengecornya. Namun, menurut Sri, kanopi rumahnya yang rusak belum diperbaiki.
“Kemarin (Selasa) mereka memperbaikinya. Tapi, kanopi rumah saya belum diperbaiki, janjinya akan diperbaiki semua,” ucapnya.
Dia berharap, jalan kampung tidak digunakan lagi untuk akses alat berat. Sebab, tentu alat berat proyek pembangunan bisa merusak jalan kampung. Terlebih, tidak ada pemberitahuan dari pihak RT/RW bahkan kelurahan bahwa jalan kampung itu akan digunakan akses alat berat.
“Perangkat kelurahan harus terbuka pada warga. Karena tidak ada pemberitahuan. Kami juga berharap ke depannya tidak ada lagi alat berat melintasi jalan kampung. Kalau bisa jalan ditutup saja untuk alat berat,” ujarnya.