PASURUAN, Tugujatim.id – Polisi berhasil menangkap tiga tersangka muncikari Tretes Pasuruan yaitu D, 17; SA, 23, alias RR; dan KS, 21. Tiga tersangka kelompok mucikari prostitusi anak di bawah umur di kawasan Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, ini menyisakan kisah sedih bagi para korban.
Dua remaja putri asal Kota Mojokerto yang jadi korban prostitusi perdagangan anak di bawah umur berinisial AR, 13; dan NA, 13, mengalami trauma karena diduga dijebak agar jadi PSK oleh muncikari Tretes Pasuruan. Mirisnya lagi, satu korban berinisial NA ternyata masih berstatus sebagai pelajar SMP.
Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Adhi Putranto Utomo mengungkapkan, modus para tersangka adalah mengelabui korban anak di bawah umur yang masih polos. Para korban awalnya ditawari pekerjaan sebagai LC (ladies companion, red) atau pemandu karaoke di wisma di Gang Sono, kawasan Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Faktanya, korban malah diperjualbelikan sebagai PSK kepada pria hidung belang.
Parahnya lagi, yang berperan untuk merekrut para korban justru seorang remaja putri yang juga masih di bawah umur berinisial D, warga asal Kabupaten Mojokerto.
“Tersangka D ini menghubungi para korban di bawah umur untuk dibujuk rayu jadi LC, tapi di wisma mereka ternyata diperjualbelikan,” ujar Adhi pada Senin (31/10/2022).
Korban Dapat Upah Minim dari Muncikari
Selain dipaksa untuk melayani pria hidung belang, mirisnya kedua korban juga hanya mendapat bagian upah sangat sedikit. Menurut Adhi, sekali menemani pria hidung belang, para korban dijual dengan tarif Rp700 ribu. Dari uang Rp700 ribu, sebanyak Rp50 ribu masuk ke kantong tersangka D selaku perekrut korban. Untuk Rp30 ribu di antaranya diberikan ke tersangka KS selaku penjaga wisma.
Uang sisanya, separo di antaranya dinikmati SA alias RR selaku muncikari Tretes Pasuruan. Jadi, korban hanya mendapat sekitar Rp310 ribu atau kurang dari separo tarif yang dipatok muncikari.
“Tersangka melakukan perbuatan itu untuk mendapatkan keuntungan dari korban. Kalau dilihat dari buku catatan bukan satu kali terjadi, tapi sudah cukup banyak transaksi,” ungkapnya.

Kasus prostitusi anak di bawah umur ini pun terungkap setelah ayah dari korban berinisial NA melaporkan ke Polsek Prigen. Jadi pada Jumat (14/10/2022), jajaran Polres Pasuruan menggerebek wisma milik tersangka SA alias RR, kemudian mengamankan dua korban yang berada di TKP.
“Awalnya pelapor melapor ke Polsek Prigen bahwa anaknya dijadikan PSK dan ditampung pelaku. Selanjutnya korban dan pelaku dibawa ke Polres Pasuruan untuk diproses penyelidikan lanjut,” jelasnya.
Korban Bakal Didampingi hingga Trauma Hilang
Sementara itu, dr Ugik Setyo Darmoko, perwakilan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (PPT- PPA) Kabupaten Pasuruan, mengatakan, pihaknya sudah melakukan assessment psikologi kepada kedua korban. Hasilnya, baik AR dan NA mengalami trauma psikis diduga akibat dijebak dan dipaksa menjadi PSK.
“Kami assessment ada trauma dikarenakan bukan ada niatan mereka melakukan itu. Ini murni jebakan, tindak pidana, kami mendorong pelaku harus mendapat suatu hukuman,” ujar Ugik.
Ugik menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan pendampingan psikologis kepada kedua korban. Pendampingan dilakukan hingga kondisi mental korban pulih dan bisa kembali beraktivitas di masyarakat.
“Kami beri pendampingan, pemeriksaan medis, visum, dan sebagainya. Pendampingan dilakukan hingga traumatiknya hilang dan anak ini percaya diri lagi baru kami kembalikan ke orang tua, warga, dan masyarakat,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, D, 17; SA, 23, alias RR; dan KS, 21, tiga tersangka muncikari Tretes Pasuruan tersangka kasus perdagangan anak di bawah umur ditangkap jajaran Polres Pasuruan di wisma Jalan Gang Sono, kawasan Tretes, Kacamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jumat (14/10/2022). Ketiga tersangka terjerat Pasal 2 UU RI No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, subsider Pasal 88 Jo Pasal 76 UU RI No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.