MALANG, Tugujatim.id – Universitas Negeri Malang (UM) menggandeng sekolah-sekolah di Kota Malang dalam rangka pengimplementasikan model pembelajaran higher order thinking skills (HOTS) literasi melalui Problem Based Learning oleh mahasiswa yang didampingi guru pamong dan dosen pembimbing lapangan. Model pembelajaran ini bertujuan untuk menumbuhkan siswa berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam Problem Based Learning.
Pada kegiatan praktik pembelajaran dengan model HOTS literasi, para siswa dituntut untuk memecahkan suatu masalah dengan tahap-tahap tertentu. Selain siswa mendapatkan pengetahuan mengenai masalah tersebut, mereka juga akan belajar memecahkan suatu masalah dalam kehidupan. Model ini dapat disebut dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).
Kegiatan magang kependidikan ini diawali adanya workshop atau pelatihan kepada mahasiswa peserta beserta guru pamong. Narasumber yang dihadirkan dalam workshop adalah Dr Hj Titik Harsiati MPd, Dr Munzil MSi, dan Mochammad Hafiizh SPd MSi PhD. Hasil dari pelatihan ini kemudian diterapkan dalam praktik pembelajaran di sekolah. Salah satu mahasiswa yang mendapat kesempatan untuk melaksanakan pelatihan pembelajaran berbasis masalah ini adalah Ali Rizal Maulidi, seorang mahasiswa dari Prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik dengan didampingi Dra E. Wara Suprihatin Dyah Pratamawati MPd sebagai dosen pembimbing lapangan dan Eldin Vidayanti SPd sebagai guru pamong.
Ketiganya bekerja sama untuk mewujudkan sebuah pembelajaran berbasis masalah yang diharapkan bisa membuat siswa-siswi menjadi lebih aktif dan berpikir kritis di kelas. Untuk kelas yang digunakan sebagai tempat praktik pembelajaran adalah kelas IX E SMP Negeri 1 Malang. Sebelum melaksanakan praktik, perangkat pembelajaran seperti RPP dan media pembelajaran dibuat terlebih dulu.
Pelaksanaan pembelajaran materi unsur pendukung tari kreasi, yakni Tari Jaran Monel dengan menerapkan model Problem Based Learning di kelas IX E SMPN 1 Kota Malang dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada 27 Oktober 2021 dan kedua 3 November 2021. Pengambilan materi Tari Jaran Monel dikarenakan tari kreasi ini dirasa cocok bagi siswa SMP karena gerakannya yang sigrak, lincah, dan lucu.
Melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah ini, siswa menjadi lebih aktif. Mereka yang awalnya merasa malu, khususnya bagi siswa laki-laki, menjadi mau belajar menari dengan adanya model Problem Based Learning. Sebab, dalam model ini, para siswa dituntut untuk saling berkolaborasi. Hal ini sebagai bukti keberhasilan penerapan model pembelajaran PBL yang dapat mengajak siswa berpikir kritis, mengaktifkan siswa, dan menghasilkan karya.
Di samping itu, pelajaran seni tari merupakan pembelajaran yang tidak hanya mengandalkan aspek kognitif pada siswa, tapi juga membutuhkan keterampilan siswa sehingga penerapan model pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan.
*Penulis adalah mahasiswa dari Prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik UM.