Sabtu, Maret 6, 2021
  • Login
  • Register
Tugujatim.id
Advertisement
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
Tugujatim.id
No Result
View All Result
Home News

Akademisi Pendidikan: Plagiasi Membuat Kemampuan Ilmiah Tak Berkembang!

Redaksi Penulis Redaksi
Februari 14, 2021
in News, Pendidikan
Dr Rini Oktavia MSi MA dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh sekaligus pegiat Pusat Riset Scientific, Technology, Engineering, Mathematics (STEM). (Foto: Dok/Tugu Jatim)

Dr Rini Oktavia MSi MA dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh sekaligus pegiat Pusat Riset Scientific, Technology, Engineering, Mathematics (STEM). (Foto: Dok/Tugu Jatim)

Share on FacebookShare on TwitterShare Whatsapp

SURABAYA, Tugujatim.id – Para akademisi perguruan tinggi di Indonesia masih terus membahas mengenai plagiasi. Salah satunya adalah Dr Rini Oktavia MSi MA. Dia merupakan pegiat di Scientific, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) sekaligus akademisi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Dr Rini menyampaikan bahwa plagiasi membuat “scientific ability” tidak berkembang di lingkungan akademik.

“STEM itu berasal dari konsep ‘scientific ability’, sesuatu yang saintifik harus objektif dan berdasarkan data. Harus berdasarkan fenomena. Nah, ketika kita melakukan plagiasi, ada banyak ‘scientific ability’ yang tidak berkembang,” terangnya pada Jumat (12/02/2021), pukul 16.30 WIB.

Dia juga menyampaikan bahwa dalam perbedaan akademisi yang memakai plagiasi dan mengerjakan secara murni ialah kemampuan dalam menjelaskan fenomena yang diteliti dan proses analisis datanya.

“Misalnya dalam melihat objektivitas, dari sebuah fenomena kalau dia mencontek atau plagiasi kan tidak paham seperti apa, otomatis dia tidak paham bagaimana menganalisis data dan lain-lainnya,” tuturnya.

Menggunakan perspektif yang dibawa STEM, Dr Rini menyampaikan bahwa aspek-aspek dalam “scientific ability” yang tidak berkembang ialah inovasi, kreativitas, “critikal thinking”, dan kemampuan akademis lainnya.

“Saya melihatnya kalau dalam STEM banyak ‘scientific ability’ yang tidak berkembang. Salah satunya inovasi, kreativitas, ‘critical thinking’ tidak berkembang. Jadi, tak heran di negara yang masih subur plagiasinya itu tidak berkembang bidang sainsnya. Sebab, memang perkembangan sains didukung dari kemampuan melakukan hal-hal yang bersifat inovatif dan kreatif,” imbuhnya.

Diskusi dan pemaparan mengenai plagiasi ini memang perlu disampaikan pada masyarakat, mengingat banyak yang masih belum memahami dan mengerti mengenai plagiasi. Terlebih di wilayah kampus itu sendiri. Dr Rini juga membahas soal kasus plagiasi yang berkaitan dengan Rektor Unnes.

“Ini memang sesuatu yang harus dilakukan. Karena begitu lemahnya pemahaman masyarakat (mengenai plagiarisme, red), terutama masyarakat akademik kita terhadap konsep plagiarisme. Saya membaca pembelaan yang disampakkan Rektor Unnes terhadap tuduhan plagiarismenya,” ucapnya.

Selain itu, Dr Rini membahas bahwa ide tetap bersumber dari orang yang menghasilkan ide itu sehingga hal karya dimiliki oleh pemilik ide. Namun, dalam kasus Rektor Unnes, hal itu kurang dipertimbangkan dan tak mengetahui lebih jauh mengenai plagiarisme.

“Bahwa konsep kepemilikan dari sebuah karya itu dianggap hak yang punya ide, tanpa melihat bahwa dalam prosesnya ide tersebut menjadi kepemilikan dari mahasiswa. Pada saat publikasinya, beliau tidak memahami apa itu plagiarisme,” terangnya.

Jadi, dalam kasus tersebut telah masuk dalam kategori kriminalitas dalam dunia akademik. Dia menjelaskan bahwa kasus itu dapat digolongkan juga dalam bentuk ilegal dalam produksi karya tulis ilmiah.

“Kalau kesalahan saja dengan mudah bisa dijelaskan, di situ bisa menurunkan kredibilitas beliau sebagai seorang ilmuwan. Tapi kalau sekarang, sudah mengarah ke kesalahan yang bersifat kriminalitas. Itu sesuatu yang ilegal,” ujarnya.

Harapan Dr Rini, masyarakat harus tahu perbedaan plagiarisme, harus tahu apakah yang membuat banyak akademisi terjebak dalam plagiarisme apabila mereka tidak berhati-hati dalam menjalankan penelitian ilmiahnya. (Rangga Aji/ln)

 

 

 

Tags: akademisikampuskarya plagiatplagiarismeplagiatuniversitas
Previous Post

Terawang Jodoh-Rezeki di Klenteng Dewi Kwan Im Gunung Kawi

Next Post

Akademisi UIN Banda Aceh: Plagiasi Itu Tindak Kejahatan dan Tindak Kriminal

Next Post
Muazzinah Yacob BSc MPA, dosen FISIP UIN Ar-Raniry Banda Aceh. (Foto: Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA)/Tugu Jatim)

Akademisi UIN Banda Aceh: Plagiasi Itu Tindak Kejahatan dan Tindak Kriminal

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Tangkapan foto dari video kebakaran warung bakso dan kios bensin di Kecamatan Grabagan, Tuban. (Foto: Dokumen/Tugu Jatim)

Warung Bakso di Tuban Ludes Dilalap Si Jago Merah

Maret 2, 2021
kampus UM

Banyak Diincar Calon Mahasiswa, Ini Kampus Terbaik di Klaster 1 dan 2 Jawa Timur

Agustus 27, 2020
Kondisi truk yang masih terguling di sebelah utara Bundaran Manunggal Utara, Tuban. (Foto: Moch Abdurrochim/Tugu Jatim)

Sopir Mengantuk, Truk Tabrak Bundaran Manunggal Utara Tuban

Februari 24, 2021
Aurora borealis, ilustrasi suara dentuman misterius yang terdengar di wilayah Malang Raya. (Foto: Pixabay) tugu jatim

Suara Dentuman Misterius Terdengar di Malang, BPBD dan BMKG Beri Tanggapan

Februari 3, 2021
kastil korea yang sering jadi latar drama korea

6 Rekomendasi Drama Saeguk, Drama Korea Berlatar Belakang Kerajaan

9
komunikasi dengan anak

Tips dan Cara Efektif Membangun Komunikasi dengan Anak Sejak Usia Dini

7
prialangga raisa

Mengenal Prialangga, Kreator di Balik Layar Video Klip Raisa ‘Bahasa Kalbu’

6
ilustrasi obesitas

Awas, Obesitas Tingkatkan Risiko Kematian COVID-19 hingga 48 Persen

6
Poster Drama Korea Princess Hours. (Foto: viki.com/Tugu Jatim)

Drama Korea Hits “Princess Hours” Akan Diproduksi Ulang

Maret 6, 2021
Aktor Ji-Soo. (Foto: Website KeyEast/Tugu Jatim)

Staf Produksi Angkat Bicara soal Perilaku Ji-Soo yang Kasar

Maret 6, 2021
Ilustrasi Pidana/Pixabay

Polemik UU ITE, Anggota PAKU-ITE: Kami Hargai Presiden Jokowi untuk Merevisi

Maret 6, 2021
Yeri dalam acara Yeri’s Room. (Foto: koreaboo.com/Tugu Jatim)

Penayangan “Yeri’s Room” Season 2 Dibatalkan

Maret 6, 2021
Tugujatim.id

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Pilihan Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Kerjasama

Ikuti Kami

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In