News  

Aksi Tuntut Keadilan Bagi Korban Tragedi Kanjuruhan Terus Berlanjut Meski Hujan Deras

Hujan deras guyur peserta aksi di Malang. Foto: Rubianto/Tugu Jatim

MALANG, Tugujatim.id – Ribuan Aremania melakukan aksi turun ke jalan bertepatan dengan 40 hari tragedi Kanjuruhan. Aksi itu tetap berlangsung meski hujan lebat mengguyur peserta aksi di bundaran Alun-alun Tugu Kota Malang, pada Kamis (10/11/2022).

Mereka melakukan long march dari Stadion Gajayana menuju bundaran Alun-alun Tugu Kota Malang dengan menggotong ratusan keranda. Mereka mulai bergerak tepat pukul 12.00 WIB dan tiba di titik pusat aksi sekitar pukul 13.00 WIB.

Selain keranda, foto-foto para korban tragedi Kanjuruhan juga ditampilkan dalam aksi itu. Spanduk-spanduk berisikan pesan moral dibentangkan di setiap sudut aksi massa.

Aksi Aremania di Malang. Foto: Rubianto/Tugu Jatim

Setelah tiba di bundaran Alun-alun Kota Malang, mereka melakukan aksi teatrikal tragedi Kanjuruhan. Mereka memeragakan aksi penembakan gas air mata hingga penginjak-injakan suporter.

Kemudian sejumlah orator mulai menyuarakan aspirasinya dalam menuntut keadilan bagi korban tragedi Kanjuruhan. Saat itu, hujan lebat mulai turun mengguyur peserta aksi sekitar pukul 13.30 WIB.

Meski hujan lebat mengguyur, aksi menuntut keadilan itu tetap dilanjutkan. Tiga tuntutan utama digelorakan dalam aksi itu. Mereka menyebut tuntutan itu sebagai Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat. “Pertama, tangkap dan adili seluruh aktor dan eksekutor dibalik tragedi Kanjuruhan,” kata salah satu orator.

Peserta aksi membawa foto korban tragedi Kanjuruhan. Foto: Rubianto/Tugu Jatim

Kemudian kedua, Aremania menuntut agar tragedi Kanjuruhan dijadikan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat.

“Ketiga, bayar segala kerugian yang diderita korban dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan melalui mekanisme kompensasi dan restitusi,” lanjutnya.

Selain menyuarakan tuntutan, ribuan Aremania itu juga memanjatkan doa bersama untuk para korban yang meninggal dalam tragedi Kanjuruhan.

Para peserta aksi kemudian membubarkan diri sekitar pukul 14.30 WIB. Aksi itu berjalan damai dan tanpa kerusuhan meski tidak ada pengawalan dari aparat kepolisian berseragam.