TRENGGALEK, Tugujatim.id – Musim kemarau mulai melanda wilayah Kabupaten Trenggalek. Dua desa di Kecamatan Panggul sudah mengajukan distribusi air bersih karena sumber mata airnya terus mengering hingga Kamis (03/06/2021). Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek Djoko Rusianto membenarkan, ada dua desa yang mengajukan pendistribusian air bersih, yaitu di Desa Besuki dan Banjar.
Menurut Djoko, kedua desa ini adalah titik awal terjadinya kekeringan di Kecamatan Panggul.
“Iya benar, dua desa ini memang titik awal terdampak musim kemarau. Setelah itu, baru disusul dengan desa-desa lainnya,” ungkapnya.
Atas petunjuk bupati, Djoko mengatakan, BPBD diminta untuk memantau laporan kekeringan di dua desa tersebut. Hasil pemantauannya, sumber mata air memang sudah berkurang.
“Saya cek di lokasi memang tak ada air sama sekali,” sambungnya.
Saat ini BPBD masih mendata jumlah warga yang terdampak kekeringan di Kecamatan Panggul. Pendataan berguna untuk mengkalkulasikan pendistribusian air bersih nantinya.
“Data riilnya kalau sudah semuanya direkap. Jadi, ini masih proses penghitungan,” ujarnya.
Djoko menargetkan, pendistribusian air bersih untuk kedua desa di Kecamatan Panggul hingga tiga tangki dalam sehari. Teknisnya, armada pemasok air akan melakukan dropping air bersih ke tempat penampungan air yang sudah disiapkan pemerintah desa. Tempat penampungan air berada di satu titik sehingga memudahkan warga untuk mengambil airnya sewaktu-waktu.
“Kami sudah cek tempat penampungan air bersih, sudah siap,” ucapnya.
Rencana pasokan air bersih akan dimulai pada awal pekan depan. Pada prinsipnya, Djoko melanjutkan, pemasokan air bersih semakin cepat, semakin bagus. Armada pemasok air selesai dicek, maka pemasokan air perdana di musim kemarau ini bisa dilakukan.
“Ada 4 armada, kalau pakai kanan-kiri itu ada 8-12 armada,” jelasnya.
Di sisi lain, Djoko melanjutkan, masyarakat tak perlu khawatir dengan ketersediaan anggaran distribusi air bersih karena ini merupakan misi sosial. Pemkab Trenggalek sudah menyiapkan sejumlah anggaran untuk menangani dampak kekeringan.
“Apabila anggaran pemkab kurang, kami masih bisa mengajukan ke Pemprov Jatim,” tutupnya.