TUBAN, Tugujatim.id – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban mendapatkan anggaran pengadaan benih unggul tembakau sebesar Rp 1 miliar dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Rencananya, anggaran yang cukup fantastis tersebut diswakelolakan kepada kelompok tani tembakau yang tersebar di Kabupaten Tuban.
“Sebenarnya ada 20 kelompok tani yang mendapatkan. Cuman pada saat di tengah jalan satu kelompok tani asal Kecamatan Soko mengundurkan diri. Sehingga anggarannya kembali ke kas negara,” ujar Kasi Perkebunan, Bagian Perkebunan dan Tanaman Holtikultural, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tuban, Linggo Indarto saat ditemui awak media di kantornya, Senin (11/10/2021)
Linggo menambahkan, setiap Kelompok tani yang telah lolos verifikasi dan layak mendapatkan bantuan ini, masing-masing menerima 1 juta bibit, jika dinominalkan sekitar Rp 50 juta.
Sebenarnya, jumlah pengadaan ini yang paling tertinggi selama pengadaan benih. Sebab, biasanya setiap tahunnya, hanya dianggarkan maksimal Rp 25 juta.
“Ratusan kelompok tani yang mengajukan, kemudian diverifikasi dan lolos 20 kelompok tani ini” katanya.
Benih tembakau yang digunakan dalam pembibitan kali yakni Varietas Grompol Jatim yang berasal dari Madura. Namun, permasalahan muncul di dalam prosesnya lantaran sampai saat ini belum ada penyedia pembibitan di Tuban. Sehingga mau tidak mau dinas harus memutar otak untuk pemenuhannya.
Siasat yang digunakan yakni dengan cara kelompok tani yang mendapatkan bantuan meminjami dulu dengan membeli bibit dan menyemainya. Setelah sekitar usia satu bulan setengah, baru dinas menyerahkan terimakan ke kelompok tani.
“Ya kita kerjasamakan dengan mereka (kelompok tani yang mendapatkan bantuan, red) mulai pembenihan. Baru nanti biaya pembenihannya kita ganti,” ucap Linggo.
Sedangkan harga benih ini dijual setiap 8 ons seharga Rp 1,6 juta. Dari jumlah benih itu, akan ada 1,2 juta bibit batang tembakau yang siapa tanam.
Informasi yang dihimpun Tugu Jatim, di Kabupaten Tuban ada 8 kecamatan areal produksi tanaman tembakau, di antaranya Senori, Singgahan, Parengan, Soko, Grabagan, Plumpang, Semanding dan Kerek.
Produksi yang dihasilkan dari tanaman juga lumayan besar, ditahun 2019 sebanyak 20.302 ton dengan luas areal tanamnya 1.439 hektar.
Sedangkan di tahun 2020 jumlah produksinya 22.730,50 ton dengan luas areal 1.661 hektar.