Tugujatim.id – Setiap orang tua tentunya mengharapkan tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. Namun, pemanadangan di era digital ini, pertumbuhan anak dibarengi juga dengan pesatnya teknologi seperti handphone atau HP. ‘Generasi Gadget‘ atau “Generasi Gawai” seakan telah menjadi istilah baru untuk generasi alfa yang hidupnya begitu lekat dengan gawai.
Padahal, paparan HP bagi ‘si kecil’ sering kali malah menjadi candu. Tidak jarang melihat anak-anak yang sedang rewel dengan ajaibnya bisa berhenti meraung ketika melihat grafis dari gawai yang ditunjukkan orang tua.
Balita yang terlalu banyak menghabiskan waktu menonton televisi, menggunakan tablet, dan ponsel pintar mungkin tidak akan lebih terampil dalam menyelesaikan masalah, komunikasi dan keterampilan lainnya daripada balita yang memiliki sedikit waktu untuk itu, menurut sebuah studi baru.
Diperparah dengan hidup di tengah pandemi Covid-19. Segala bentuk pembelajaran dilakukan secara daring. Hal itu, malah membuat anak bukan lagi beraktifitas secara alami untuk mengembangkan otak. Namun, lebih dekat dengan gawai, yang hari ini menjadi salah satu alat media pembelajaran. Tapi tahukah Anda bahwa layar gawai bisa memperlambat perkembangan otak anak?
Sebuah studi baru ditunjukkan oleh Cincinnati Children’s Hospital ketika mereka menguji memindai otak anak-anak umur 3-5 tahun yang menggunakan layar. Hasil menunjukkan mereka yang menggunakan layar lebih dari satu jam sehari tanpa pengawasan orang tua memiliki perkembangan otak yang rendah pada bagian yang putih. Bagian ini adalah kunci dari pengembangan intelek bahasa, literasi, dan sisi kognitif, demikian dikutip dari CNN Health.
Di media lainnya Medical Daily, sebuah studi terbaru yang diterbitkan di jurnal JAMA Pediatrics menemukan bahwa paparan layar gadget dan televisi lebih dari satu jam per hari mampu menghambat perkembangan otak bayi, balita, hingga anak-anak usia prasekolah.
Cara Pencegahan agar Anak Tidak Kecanduan Gawai
Sebagai orang tua, Anda dapat mencegah kebiasaan bermain gawai dengan beberapa cara yang dikumpulkan dari berbagai sumber sebagai berikut:
1. Memberikan contoh kepada anak
Anak adalah seorang peniru yang ulung. Perilaku orang tua akan selalu dicontoh oleh anak. Usahakan untuk tidak bermain gawai atau HP di depan anak, apalagi jika Anda sedang bermain dengannya.
2. Ajak anak bermain bersama
Saat di rumah merupakan waktu bagi orang tua dan anak untuk saling berinteraksi serta bermain bersama. Anda dan anak bisa membuat permainan dari kertas, main petak umpet, atau menggambar. Kegiatan-kegiatan tersebut akan membuat anak lupa untuk bermain gawai dan mungkin ke depannya anak akan lebih tertarik bermain bersama di rumah dibandingkan dengan menggunakan gawai.
3. Ajarkan anak Anda fokus
Kebiasaannya adalah anak-anak dibiarkan menonton layar HP sembari makan siang, itu adalah perilaku buruk. Ajarkan anak-anak anda untuk berfokus menyelesaikan makanannya sehingga Ia bisa melakukan hal lainnya kemudian.
4. Membuat batasan waktu
Buatlah batasan waktu bagi anak untuk menggunakan gawai atau HP. Waktu yang disarankan adalah maksimal satu jam sehari. Pastikan anak memang benar-benar mengerti serta menyepakatinya agar ia bisa disiplin. Jangan lupa, berikan peringatan secara berkala ketika waktu bermain hampir habis.
5. Ajak anak bersosialisasi lebih sering dengan temannya
Anda dapat mengundang teman-teman sebayanya untuk bermain ke rumah dan menyediakan beberapa permainan untuk dilakukan bersama-sama. Cara ini dapat memicu mereka untuk aktif bermain dan berkomunikasi dengan teman secara langsung.
6. Berikan reward kepada anak
Apalagi anak Anda sudah memperlihatkan perubahan dengan mengurangi frekuensi menggunakan HP, jangan sungkan untuk memberikan hadiah. Tak harus dengan benda-benda mahal, menyiapkan makanan kesukaan anak juga bisa Anda lakukan.
Kondisi di mana anak main gawai atau HP tak bisa sepenuhnya dihindari. Namun, Anda tetap dapat melakukan sesuatu untuk meminimalkan dampaknya terhadap otak anak. Berikanlah batasan waktu penggunaan gawai kepada anak, yakni maksimal 1 jam sehari, untuk membantu masa tumbuh kembang buah hati. (Mochamad Abdurrochim/gg)