BATU,Tugujatim.id – Inovasi dilakukan oleh warga Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Ya, Desa Beji dikenal sebagai sentra perajin tempe sehingga mereka mengembangkan ikon baru, yakni batik tempe.
Usut punya usut, gagasan pembuatan batik dengan motif tempe ini datang dari Refriza Masrita Putri, warga setempat. Dia adalah mahasiswa alumnus Universitas Negeri Malang (UM). Sebelumnya, dia juga sudah membuat seni batik dengan motif berbeda di desa lain, seperti Batik Tugu Gentong Desa Junrejo dan Batik Sayur Desa Torongrejo.
Harapkannya dengan ada ikon baru ini semakin memperkuat identitas Desa Beji. Kepala Desa Beji Deny Cahyono mengatakan, dari semua produk yang ditelurkan ini semakin membuat para perajin tempe di Desa Beji merasa diapresiasi.
Hingga saat ini, total sudah ada 360 perajin tempe di sana yang tersebar di 15 RW.
”Otomatis bisa jadi pemasukan baru warga perajin dengan dijadikan oleh-oleh khas. Selain itu, akan kami jadikan baju dinas pemdes, karang taruna, dan lain-lain,” jelasnya saat dihubungi Kamis (04/11/2021).
Nantinya, dia melanjutkan, juga akan dibangun pusat oleh-oleh sebagai tempat untuk mengenalkan berbagai macam olahan tempe dan produk warga Desa Beji.
”Sudah kami anggarkan nanti pada 2022, itu kantor lama akan kami sulap jadi pusat oleh-oleh,” imbuhnya.
Seperti diketahui, pengolahan tempe memang sudah lama menjadi tradisi turun-temurun warga Desa Beji. Selain tempe, warga juga memproduksi tempe non kedelai seperti tempe dari kacang hijau, kacang merah, biji nangka, dan biji durian.
”Harapannya dengan berbagai macam apresiasi ini bisa membuat perekonomian warga kembali bergeliat, apalagi sejak pandemi Covid-19 ini,” harapnya.