MOJOKERTO, Tugujatim.id – Angin kencang dan banjir luapan dominasi bencana Mojokerto pada 2022. Berdasarkan data yang dihimpun Tugu Jatim dari BPBD Kabupaten Mojokerto menyebutkan, ada 55 peristiwa bencana angin kencang dan 50 banjir luapan. Mayoritas bencana itu terjadi pada awal tahun, mulai Januari hingga Maret 2022.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mojokerto Djoko Supangkat mengatakan, intensitas hujan yang cukup tinggi menjadi penyebab bencana Mojokerto pada 2022. Dia menambahkan, selain faktor hujan, kesadaran masyarakat akan lingkungan terbilang minim. Banyak sampah dibuang ke sungai sehingga menyumbat aliran sungai, lalu terjadi luapan banjir.
“Daerah kami tidak seperti kota lain. Sering dijumpai banyak sampah menyumbat aliran sehingga terjadi luapan air dan banjir. Lalu kalau angin kencang itu karena memang faktor alam,” kata Djoko, sapaan Djoko Supangkat, pada Sabtu (04/02/2023).
Djoko menambahkan, selain faktor sampah yang dibuang di sungai, kerapkali dijumpai bangunan dan jembatan liar berdiri di atas sungai. Konstruksi tersebut kerap memicu banjir.
“Konstruksinya (jembatan dan bangunan liar) itu mengganggu aliran sungai. Karena merasa butuh akses, akhirnya dibangun secara sembarangan,” ujar Djoko.
Karena itu, dia mengimbau seluruh warga agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di musim hujan (bencana hidrometeorologi). Hal itu berdasarkan potensi curah hujan Februari-Maret, khususnya di Mojokerto, yang terbilang cukup tinggi.
Tak hanya itu, Djoko juga berpesan agar warga menjaga kebersihan lingkungan karena selain faktor alam, faktor manusia juga berperan dalam hal kebencanaan.
“Saya pribadi mengimbau, mari waspada dengan cuaca. Selain itu, jaga lingkungan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuh Djoko.
Selain angin kencang dan banjir luapan menjadi faktor bencana Mojokerto pada 2022, uniknya bencana lain yang sering ditangani BPBD Mojokerto adalah evakuasi sarang tawon. Tercatat, ada 37 peristiwa evakuasi sarang tawon terjadi selama 2022.
“Kami sangat sering kalau diminta evakuasi sarang tawon. Selain evakuasi hewan buas lainnya. Nggak cuma itu, evakuasi cincin saja juga pernah,” tutup alumnus Magister Manajemen itu.