Oleh Mochamad Abdurrochim*
TUBAN,Tugujatim.id – Kabar diperpanjangnya PPKM Level 4 hingga 9 Agustus 2021 yang diumumkan presiden Jokowi membuat banyak orang harus menghela nafas panjang lagi. Terutama pelaku usaha kecil yang selama ini memiliki modal pas-pasan seperti teman saya Ahmad Zubaedi (32).
Hari ini saya dikagetkan dengan panggilan videocall yang masuk darinya. Teman yang dari semasa mondok itu, kini telah menjadi penjual bakpao keliling yang bisa dibilang cukup laris di wilayahnya.
Ia termasuk orang ngeslow menghadapi kebijakan selama ini, namun kali ini agaknya dari rautnya wajahnya mulai nampak gurat kegelisahan. Sambil berpikir dampak apa yang ia peroleh dari kebijakan tersebut.
“Terus meh piye iki, usaha jualan makanan keliling, dan biasanya pulang hampir tengah, dengan PPKM Level 4 perpanjangan?” celetuk Zubaedi.
“Kita hanya bisa manut, mau bagaimana lagi iku ikhtiar katanya,” ucapku.
Dia terdiam. Nampak sekali ia sedang berfikir. Kedua dahinya mengerut jelas sekali terlihat di layar handphone.
Memang benar, jika dampak PPKM Darurat bagi pelaku usaha kecil seperti pria yang biasa akrab dipanggil Mbahe ini sungguh luar biasa. Tak bisa dipungkiri itu bisa membuat siapapun jatuh mengeluh.
Menurutnya, Ia harus memutar otak berkali-kali untuk mendapatkan penghasilan. Meskipun tak banyak orang membicarakan keluarganya sebab terlihat nampak slow menghadapi permasalah pandemi ini.
“Aku jadi ingat mas, hadis Rasulullah SAW: Jika seorang muslim bergaul (berinteraksi sosial) dengan orang lain dan bersabar atas gangguan mereka, adalah lebih baik daripada seorang muslim yang tidak bergaul (tidak berinteraksi sosial) dengan orang lain dan tidak bersabar atas gangguan mereka. Mungkin itu mas pelajaran yang bisa kita ambil dengan kondisi hari ini,” jelasnya.
Saya yang masih belum mengerti apa yang ia katakan akhirnya hanya bisa mangut-mangut. Di sebrang suara ia mulai cekikan melihat kebingungan yang saya rasakan.
“Gini mas, saya sempat berpikir kok begini ya kondisi hari ini salah siapa. Namun saya teringat hadis itu, yang memberikan pelajaran kita manusia sebagai makhluk sosial terutama umat muslim dalam berinterkasi sosial dengan orang lain atau bisa diartikan menyikapi persoalan kondisi saat ini ya harus bersabar. He he he kata sampeyan itu ikhtiar kondisi saat ini,” ujarnya.
Mungkin apa yang dikatakan Zubaedi itu benar. Kondisi hari ini bukan waktunya saling menyalahkan atau menghujat salah satu pihak. Sebab kondisi pelik saat ini tak diharapkan oleh semua orang.
Akhirnya, kami pun tertawa bersama. Lalu saling bertukar cerita aktivitas sehari-hari kami selama adanya pandemi.
Dari cerita berikut tadi bisa kita ambil pelajar ketika kita mau melakukan silaturahmi atau melakukan komunikasi dengan orang lain, kita akan lebih bijaksana menghadapi hidup. Selain itu juga akan mendapatkan prespektif berbeda dalam menyikapi persoalan tanpa kita sadari.
*Penulis merupakan wartawan Tugu Jatim area Tuban